Dani Alves: Seorang Petani Yang Berhasil Taklukkan Sepakbola

spot_img

Dani Alves menjadi pemain yang mampu menorehkan beberapa tinta emas dalam perjalanan karir sepakbolanya. Pria Brasil ini sukses meninggalkan jejak luar biasa di tiga liga top Eropa, yakni La Liga Spanyol, Serie A italia dan Ligue One Perancis.

Meski sekarang memiliki penampilan bak artis papan atas. Masa kecil Alves tak seberuntung anak-anak lainnya.

Sejak kecil, ia sudah terbiasa membantu sang ayah yang merupakan seorang petani. Di Juazeiro, sebuah kota kecil di Bahia, dan bertani adalah kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.

Setiap hari, ia tak pernah tidur di kasur yang empuk. Alves tidur dengan kasur yang jauh dari kata nyaman. Pagi harinya pun ia sering mengeluh sakit punggung.

Akivitas rutin Dani Alves adalah bercocok tanam. Bahkan, saat keluarganya tak bisa makan, ia harus pergi untuk berburu.

“Daniel Alves selalu bekerja di ladang. Ia terbiasa membawa parang di pundaknya,” ujar Antonio Damiao Oliveira da Silva, tetangga Alves.

Merasa memiliki kemampuan bermain bola, Alves memutuskan untuk mencoba berlatih bersama teman-teman nya. Namun, ia tak bisa dengan mudah memainkan si kulit bundar. Dirinya harus menempuh perjalanan sejauh 12 mil dari rumahnya untuk bisa bermain bola.

Saat bermain untuk kesebelasan pertamanya di usia 10 tahun, Juazeiro, Alves bermain sebagai penyerang sayap kanan. Akan tetapi, karena kemampuan mencetak golnya tak terlalu bagus, ayahnya menyarankan agar Alves bermain sebagai bek kanan saja. Saran tersebut diberikan agar Alves bisa mewujudkan impiannya, yakni mengubah nasib dirinya beserta keluarganya.

“Saya ingin mengubah hidup saya, saya ingin mengubah nasib orang tua saya” ungkap Alves.

Di usia 13 tahun, Dani Alves sukses masuk kedalam jajaran pemain yang berkesempatan untuk menapaki karir professional. Namun, ada hambatan yang sempat menjagal karir Alves. Saat tinggal bersama teman-teman nya di pusat latihan, kaos nya hilang dicuri. Alves merasa sangat sedih. Dan yang membuatnya semakin jatuh adalah, ia sangat merindukan keluarganya.

Perlahan tapi pasti, ia mulai bangkit. Ia ingat bahwa tujuannya bermain bola adalah untuk mensejahterakan keluarganya.

Hingga pada akhirnya, kemampuan sepakbola Alves membawanya ke Sevilla, kehidupan Alves dan keluarga pun mulai berubah, sebagaimana keinginan Alves kecil. Bahkan meski ia sudah menjadi pemain besar di Sevilla maupun Barcelona, ia selalu mengunjungi kampung halamannya. Alves juga kerap membantu hobi sang ayah dalam bertani dan bercocok tanam.

Sang ibu pun bangga dengan apa yang telah ia capai.

“Empat bulan setelah pindah ke Sevilla, ia memberi saya sebuah rumah,”

“Sebelumnya, kami membangun rumah kami sendiri. Dan rumah tersebut sangat kecil. Saya bersyukur kepada Tuhan bahwa perjuangan kami semua membuahkan hasil yang lebih besar.”

Dan ketika menjadi salah satu bintang Barcelona, Alves mampu meraih kesuksesan besar sebagai pemain sepakbola. Rentetan trofi bergengsi pun berhasil ia persembahkan untuk La Blaugrana. Dan hal termanis dari pencapaian tersebut adalah, sang ayah ikut hadir langsung ke Berlin kala dirinya berhasil memenangkan trofi Liga Champions tahun 2015. Seusai pertandingan, ia mengangkat trofi spektakuler tersebut dengan sang ayah.

Di mata keluarganya, Alves telah menjadi pria yang dewasa, berkarakter, dan menghormati orang lain. Saat insiden rasial ketika Alves mendapatkan lemparan pisang, yang kemudian ia memakan pisang tersebut, ayahnya tidak kaget sama sekali dengan sikap Alves.

“Memakan pisang adalah hal yang normal dilakukan, tapi kejadian itu sangatlah tidak lucu.”

“Daniel selalu menghormati orang lain sebagai seorang pria, sebagai orang tua, dan sebagai seorang anak. Ia adalah orang yang sangat tenang dalam menyikapi masalah.” ujar sang ayah

Menilik kehidupan masa kecilnya, Alves tentu tidak nyaman dan kecewa dengan kehidupan keluarganya yang serba kekurangan. Meski begitu, ia mampu bangkit dan menjadi orang yang sukses.

Karena itulah, kekecewaan itu tak membuat Alves berlarut-larut, ia justru semakin termotivasi untuk memperbaiki, membahagiakan, dan menyejahterakan kehidupan keluarganya.

Sekarang, pria yang kerap bercocok tanam di ladang itu sukses menjadi pesepakbola yang kaya akan trofi bergengsi.

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru