Copenhagen vs Manchester City: Keangkeran Parken Jadi ANCAMAN Bagi City

spot_img

14 Februari 2024, adalah hari yang bersejarah bagi rakyat Indonesia karena akan menggelar Pemilu. Sementara Indonesia menggelar Pemilu, di belahan Eropa sana anthem khas Liga Champions mulai berkumandang.

Ya, Liga Champions babak 16 besar telah dimulai. Sayup-sayup euforia Liga Champions itu akan mengiringi serangan fajar pesta demokrasi di Indonesia. Di laga awal, sang juara bertahan Manchester City langsung akan berlaga. The Citizens akan memulai kampanye mempertahankan gelarnya dengan melawat ke markas tim kejutan dari Denmark, Copenhagen.

Head To Head

Secara materi dan prestasi, banyak yang menganggap laga ini bertajuk David vs Goliath. Namun secara catatan, Copenhagen sebenarnya punya celah untuk mengancam City. Kedua tim memang jarang bertemu. Mereka baru bertemu empat kali saja. Dua kali di Liga Eropa dan dua kali di Liga Champions.

Hasilnya, City dua kali meraih kemenangan. Sedangkan di dua laga berakhir seri. Meskipun belum pernah menang atas The Citizens, paling tidak rekor menahan imbang tim kaya raya itu pernah Copenhagen buktikan.

Yang jadi spesial dari catatan tersebut, tim berlogo Singa itu tak pernah kalah atas City apabila bermain di kandang kebanggaan mereka, Parken. Tuah Parken terbukti masih angker bagi City.

Saat pertama bertemu di Liga Eropa 2009, City asuhan Mark Hughes, mampu ditahan 2-2. Sementara itu City asuhan Pep, musim lalu di babak grup sempat kewalahan dan hanya bermain seri 0-0.

Magis Parken

Padahal City seharusnya bisa melangkah lebih cepat ke babak 16 besar ketika bisa menang atas Copenhagen di Parken musim lalu. Pasalnya, di tiga laga awal babak grup, Haaland dan kawan-kawan sudah bisa meraup 9 poin.

Apa boleh buat, dengan hasil kacamata itu rencana City itu harus ditunda. Hasil tersebut tak dipungkiri adalah salah satu noda yang tak bisa dilupakan begitu saja oleh pasukan Pep.
Ya, bisa dikatakan Stadion Parken ini adalah stadion yang belum bisa City taklukan.

FYI aja, stadion yang atapnya bisa buka-tutup ini, juga pernah jadi cerita pilu sekaligus indah bagi tim dinamit. Kolaps-nya bintang Denmark, Christian Eriksen di Euro 2020 lalu terjadi di stadion berkapasitas 38 ribu penonton ini. Kelolosan tim dinamit ke 16 besar Euro 2020 lalu, juga terjadi di stadion ini, berkat kemenangan telak 4-1 atas Rusia.

Mental Copenhagen

Di laga melawan City, magis Parken tentu akan jadi salah satu senjata yang akan dimanfaatkan pelatih Copenhagen, Jacob Neestrup untuk membakar semangat pasukannya di lapangan. Apalagi semangat mereka di Liga Champions ini sudah kadung membara karena mampu jadi kejutan di fase grup.

Klub yang semula dianggap akan jadi bulan-bulanan di grup maut yang berisikan Munchen, MU, dan Galatasaray, di luar dugaan mampu lolos bahkan sebagai runner up. Kelolosan mereka juga didapat dengan spesial.

Tim berjuluk Byens Hold ini mampu menahan imbang Munchen, dan bahkan mampu mengalahkan Galatasaray dan MU. Ya, hasil itu membuktikan bahwa mental tahan banting mereka sudah teruji.

Neestrup Harus Waspada

Deretan hasil positif yang menaungi Copenhagen tersebut bukan datang dari langit. Jacob Neestrup sudah membangun tim ini sejak musim lalu. Mantan pelatih Copenhagen junior itu di usianya yang baru 35 tahun, juga sudah bisa raih gelar juara Liga Denmark dan Piala Denmark musim lalu.

Copenhagen sejak ditangani Neestrup terkenal sebagai tim dengan gaya sepakbola menyerang yang sering menggunakan formasi 4-3-3. Meskipun hanya bermaterikan pemain medioker, mereka berani bermain terbuka melawan tim yang lebih besar. Misal, ketika melawan MU di Parken. Sebagai bukti, empat gol mampu diciptakan pasukan Byens Hold saat itu.

Namun ketika nanti bertemu City, Neestrup nampaknya harus hati-hati. Mereka harus memperhatikan juga sisi pertahanannya. Bagaimanapun City adalah tim yang mengerikan di depan gawang lawan.

Kevin Diks, pemain keturunan Indonesia berusia 27 tahun adalah palang pintu andalan Neestrup yang perlu disorot di lini pertahanan Copenhagen. Sebagai bek tengah, selain jago sapu bersih bola dari lawan, ia juga sering membantu penyerangan dengan umpan akuratnya. Terbukti dari catatan Fbref, bek berpostur 1,84 meter ini punya atribut clearance (96%) dan umpan progresif (95%) yang tinggi.

Selain nanti akan mengandalkan komando Kevin Diks, Neestrup juga bisa menerapkan taktik bertahannya dengan pola 3-4-3. Seperti apa yang ia terapkan ketika menahan City 0-0 musim lalu.

Bisa Curi Gol?

Namun tak hanya bertahan saja yang harus dipikirkan Neestrup. Aspek menyerang juga harus tetap dipikirkan jika ingin curi gol di Parken. Dengan koleksi delapan gol di fase grup, membuktikan bahwa punggawa lini serang Copenhagen juga patut diwaspadai.

Neestrup bisa memanfaatkan kecepatan mantan pemain Soton, Elyounoussi, atau top skor mereka, Roony Bardghji untuk ciptakan serangan balik. Trio gelandang produktif seperti Rasmus Falk, Diogo Goncalves, maupun Lukas Lerager juga harus dimaksimalkan. Kombinasi trio gelandang tersebut terbukti 18 gol di musim ini.

Catatan City Di Tandang

Ya, dengan performa lini serang yang lumayan apik, kemungkinan Copenhagen untuk curi gol sebenarnya sangat terbuka. Apalagi saat bermain tandang, pasukan Pep sering kecolongan gol. Di fase grup saja contohnya. Melawan Young Boys, Leipzig dan Red Star Belgrade mereka kebobolan. Hal itu juga terjadi di Liga Inggris.

Statistik itu semakin membuat semangat kubu Copenhagen untuk curi gol. Hal itu penting sebagai modal untuk bertandang ke Etihad. Karena bertandang ke Etihad akan menjadi misi sulit bagi mereka. Copenhagen masih terngiang ketika pemain mereka lemas tak berdaya dibantai lima gol tanpa balas musim lalu.

Bahaya! De Bruyne dan Haaland Telah Kembali

Apalagi di pertemuan kali ini aktor yang membantai mereka musim lalu sudah comeback dari meja perawatan. Ya, mereka adalah dua monster City, Kevin De Bruyne dan Erling Haaland. Ingat, hasil seri di Parken musim lalu, Haaland tak dimainkan Pep. Namun kini, striker robot itu berpotensi untuk jadi starter.

Permainan City akan tambah mengerikan dengan pulihnya dua bintangnya itu. Kevin Diks dan kawan-kawan harus mode waspada hadapi mereka. Selain kombinasi De Bruyne dan Haaland yang telah kembali jangan lupakan juga serangan City dari sisi sayap yang juga makin ganas. Ada punggawa baru Jeremy Doku yang sangat cepat dari sisi kiri maupun Bernardo atau Foden di sisi kanan.

Ya, Meski striker macam Hojlund, Icardi, maupun Kane pernah kesulitan menghadapi pertahanan Copenhagen di babak grup, alangkah baiknya pertahanan mereka tetap harus siaga satu jika bertemu lini serang dari City.

Pep Jangan Overthinking

Di sisi lain, meski kedua bintang andalan Pep itu telah kembali, City tetap harus membumi. Jangan sampai anggap remeh Copenhagen. Ingat, City juga pernah punya cerita kelam di babak 16 besar ketika dikandaskan oleh tim kejutan, AS Monaco di 2017.

Yang harus dilakukan Pep adalah setia dengan apa yang dilakukannya musim lalu. Tak banyak overthinking, seperti apa yang ia lakukan ketika kalah atas Chelsea di final Liga Champions 2021. City dengan pola 3-4-2-1 atau 4-2-3-1 yang akhir-akhir ini sering dipakai Pep adalah tim yang bisa membinasakan klub mana saja.

Materi dan kedalaman skuat mereka sangat komplit. Sentuhan gaya permainannya yang berjaya musim lalu juga tak hilang. Ya, City sebenarnya di atas kertas punya segala alasan untuk melewati hadangan Copenhagen.

Namun yang menjadi catatan penting di leg pertama ini adalah misi mereka untuk menaklukan ancaman magis stadion Parken. Apakah kali ini pasukan Pep bisa menaklukkannya?

Sumber Referensi : uefa, aiscore, uefa, transfermarkt, fbref, footballstadium

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru