Kejahatan teknologi ternyata pernah terjadi di sepakbola Inggris. Tak tanggung-tanggung yang ketahuan melakukan kejahatan tersebut adalah klub sebesar Liverpool. Nahas, yang jadi korbannya juga adalah klub kaya seperti Manchester City. Namun sayang, skandal memalukan tersebut akhirnya diselesaikan dengan kesepakatan damai kedua klub. Lalu apa sih kejahatan yang dilakukan The Reds terhadap The Citizens?
Liverpool escaped the FA punishment in spy row with Manchester City. Manchester City believe their Scout 7 system was accessed illegally and they claimed that Liverpool made a 1$ million payment in confidenential settlement over the breach. An FA spokesman agrees with everything. pic.twitter.com/lqlVmR77Fn
— Sportsville (@Sportsville3) February 7, 2020
Daftar Isi
Kecurigaan City
Kejadian tersebut terjadi selama musim 2012/13. Musim itu yang jadi juara Liga Inggris adalah Manchester United. Manchester City yang kala itu masih diasuh Roberto Mancini hanya finish sebagai runner-up. Sedangkan Liverpool yang diasuh Brendan Rodgers malah finish di posisi ketujuh.
Menurut The Times skandal tersebut awalnya muncul ke publik setelah pihak Manchester City menuduh staf baru Liverpool terbukti secara tidak sah mengakses platform Scout 7 milik The Citizens selama delapan bulan, yakni antara bulan Juni 2012 hingga Februari 2013. FYI aja, Scout 7 ini adalah platform yang dipakai Manchester City untuk mencari bakat pemain yang nantinya akan direkomendasikan kepada manajemen untuk dibeli.
Futbol Federasyonu (FA), Manchester City'nin scout sisteminin hacklendiği yönündeki şikayetinin ardından City'ye £1m ödeyen Liverpool'dan bu konuda cevap istedi.
— ManCity Türkiye (@ManCityTurkiye) October 31, 2019
Şu an için soruşturma açıldı denilemez ancak gelecek olan cevaplara ve kanıtlara göre inceleme yapılacak.
[Times] pic.twitter.com/aTCf81ernd
Tuduhan City tersebut dilandasi atas sikap kecurigaan pada data Scout 7 yang telah dibuka ratusan kali oleh orang yang bukan bagian dari staf pemandu bakat The Citizens. Artinya bisa jadi si pelaku adalah orang yang tak asing dengan kata sandi Scout 7 milik City.
Pasalnya setelah dideteksi oleh pihak City, tak dicurigai orang yang login tersebut terbukti melakukan kesalahan kata sandi. FYI juga, dengan login beberapa kali ke halaman Scout 7 milik City, akan dapat melihat database kinerja statistik dan video detail dari pemain bidikan City di seluruh penjuru dunia.
Two reports from a forensic computer expert detailing alleged hacking of Manchester City’s scouting system by Liverpool staff are among documents being examined by the FA.
— City Xtra (@City_Xtra) January 15, 2020
The Premier League has so far declined to become involved.
[@TimesSport] pic.twitter.com/itkzTQm5wC
Mantan Staf City
Atas kecurigaan tersebut, pihak Manchester City sampai-sampai menyewa ahli data forensik komputer untuk mencari tahu siapa dalang di balik peretasan database tersebut. Akhirnya dari hasil forensik tersebut, terindikasi ada peran oknum mantan staf Manchester City.
Kebetulan pada musim 2012/13, ada dua staf The Citizens yang pindah kerja ke Liverpool. Mereka adalah Julian Ward dan Dave Fallows. Julian Ward dan Dave Fallows sebelumnya bekerja di Manchester City dari tahun 2010 hingga 2012 sebagai pemandu bakat.
🚨🥇| Julian Ward permaneceu envolvido no planejamento para o verão junto com Klopp, o chefe de recrutamento Dave Fallows e o olheiro-chefe Barry Hunter, mas encontrar um novo diretor esportivo é uma prioridade.
— Estação Liverpool • Fan account 🔴 (@estacaolfc) March 27, 2023
🗞️[David Ornstein] pic.twitter.com/QKJjO8XDxG
Dave Fallows di Liverpool dipekerjakan sebagai kepala perekrutan pemain, sedangkan dan Julian Ward ketika itu dipekerjakan sebagai scout atau pemandu bakat. Sebelumnya kita tahu Dave Fallows dan Julian Ward adalah orang yang punya pengaruh dalam membangun jaringan pencarian bakat Manchester City di seluruh dunia dengan sistem data.
Selain dua orang mantan staf City tersebut, terindikasi juga peran Michael Edwards, kepala analisis Liverpool sejak 2011. Peran Edwards dikatakan hanya sebagai orang yang memerintah dan melindungi Fallows dan Ward saat meretas database milik City.
Liverpool Untung?
Melihat tuduhan serius dari pihak City tersebut, memangnya apa sih untungnya meretas data bagi Liverpool? Memang data tersebut adalah data yang privat dan strategis bagi City dalam mencari bakat pemain. Tapi nyatanya setelah ratusan kali diretas tak ada satu pun pemain yang akhirnya dibeli pihak The Reds.
Satu yang mungkin menyeruak kala itu adalah pemain bernama Paolo Fernandes. Pemain muda 21 tahun yang sudah diincar lama oleh City dari Real Zaragoza. Karena ketika itu diketahui bahwa Paolo Fernandes juga ikut diburu oleh Liverpool. Tapi toh kenyataannya pemain Spanyol tersebut tak jadi dibeli The Reds.
'Teams can enter their own data in the system', 'alarm bells were triggered over the scouting of Paolo Fernandes'. If Liverpool weren't using City's data, why did they suddenly become interested in a youth player from Real Zaragoza? Read up on this. pic.twitter.com/3UxNro2vVn
— Jordan (@Jordan7899999) February 5, 2020
Lalu apakah pemain yang dibeli oleh Liverpool sepanjang musim 2012/13, seperti Fabio Borini, Joe Allen, Oussama Assaidi, Daniel Sturridge, dan Philippe Coutinho, adalah target dari Manchester City? Nyatanya menurut The Athletic, para pemain tersebut bukanlah radar dari City.
#Liverpool
— Matteo Vismara (@TeoVisma) June 2, 2019
Giugno 2012 si chiude con Kenny #Dalglish e prende Brendan #Rodgers come allenatore.
Vengono comprati:
Borini (13.5M)
Allen (19M)
Sturridge (15M)
Coutinho (13M)
Nuri Sahin (5M in prestito)
Totale acquisti: 70.6M
Totale cessioni: 10.45M
Risultato 7️⃣ posto pic.twitter.com/Vq0Ehny0SZ
Tindakan City
Melihat kenyataannya seperti itu, tampaknya tak ada dampak besarnya bagi Liverpool. Toh Liverpool musim tersebut nggak jago-jago amat. Mereka tak meraih trofi apa pun dan malah finish di posisi 7 Liga Inggris.
Namun dengan adanya tindakan kejahatan yang dilakukan Liverpool tersebut, pihak Manchester City ternyata sempat panik juga. Ada sebuah reaksi yang menandakan bahwa klub milik taipan Uni Emirat Arab itu ketar-ketir pemain bidikannya diserobot oleh Liverpool.
Dilansir The Athletic, contoh reaksi kepanikan The Citizens tersebut adalah mempercepat transfer dua bidikannya yakni Jesus Navas dari Sevilla dan Fernandinho dari Shakhtar Donetsk. Transfer dua pemain baru City tersebut langsung dikerjakan manajemen pada awal bulan Juni 2013, ketika bursa transfer musim panas mulai dibuka.
Manchester City, olayı ilk kez (o zamanlar) Zaragoza forması giyen genç oyuncu Paolo Fernandes ile Liverpool'un da ilgilenmesinin ardından fark etti. Güvenlik ihlallerinin ortaya çıkmasının ardından City, Fernandinho ve Jesus Navas'ın transferlerini hızlandırdı. [Times] pic.twitter.com/vNZ9mF4QpQ
— ManCity Türkiye (@ManCityTurkiye) September 21, 2019
Selain tindakan kepanikan transfer tersebut, pihak Manchester City juga menganggap tindakan Liverpool tersebut melawan hukum. Selain itu, tindakan tersebut menurut manajemen City tak dibolehkan dalam peraturan FA. Maka dari itu City ketika itu berniat untuk membawa kasus tersebut ke pihak yang berwenang.
Damai
Dilansir Manchester Evening News, sebenarnya pihak Liga Inggris ketika melihat berita tersebut telah melakukan tindakan investigasi terhadap kasus tersebut. Liga Inggris yang diwakili oleh ketua komite budaya dan media waktu itu Damien Collins mengatakan bahwa kasus ini harus terus dikawal karena belum terjadi penyelesaian antara kedua belah pihak. Terlebih menurut Collins kalau tak ditindak akan berbahaya jika merembet ke klub lain.
Namun dari kedua belah pihak, baik Liverpool maupun Manchester City malah memilih jalur damai untuk menyelesaikan kasus tersebut. The Times mengungkapkan bahwa Liverpool telah sepakat berbicara baik-baik dengan pihak Manchester City untuk menyelesaikan kasus tersebut. Imbasnya Liverpool sepakat membayar sejumlah kompensasi uang senilai 1 juta pounds pada tahun 2013. Nilai tersebut memang tak seberapa bagi City. Namun dengan adanya pembayaran tersebut banyak pihak yang menganggap bahwa Liverpool telah mengakui kesalahannya.
Reports: Liverpool pay £1 million settlement to Manchester City over scouting hack https://t.co/g5f7usn1rJ pic.twitter.com/J2zlAge2wu
— G9ija.com (@Great9ija) September 24, 2019
Tutup Buku
The Times pernah mendekati kubu Liverpool untuk menanyakan secara detail penyelesaian kasus tersebut. Namun pihak Liverpool tak memberikan jawaban detail dengan alasan hal tersebut adalah bagian dari rahasia klub. Sementara itu dari pihak City pun serupa, menolak berkomentar atas penyelesaian kasus tersebut.
Kalaupun Manchester City tak rela dan masih menyimpan dendam kepada Liverpool, pasti mereka tetap akan membawa kasus ini secara hukum. Namun dengan kenyataan itu tampaknya kasus tersebut sudah tutup buku bagi kedua klub.
Melihat penyelesaian kasus yang bersifat rahasia tersebut, Richard Masters selaku kepala eksekutif Liga Inggris juga mengatakan bahwa kasus tersebut sudah tutup buku karena sudah adanya kesepakatan. Pihak Liga Inggris juga secara resmi berhenti menyelidiki lebih lanjut perkara tersebut.
Namun sikap FA berbeda. Menurut juru bicara FA bahwa kalau ada temuan bukti dan aduan baru, bisa saja kasus ini akan diperiksa kembali. Dan bisa saja akan ada hukuman berat kalau ada pihak yang terbukti melanggar.
FA explain why Liverpool FC investigation over Man City hacking allegation has ended #mcfc https://t.co/U0TmjjVfSH
— Manchester City News (@ManCityMEN) February 8, 2020
Well, belajar dari kasus ini bahwa klub besar sekali pun tetap harus hati-hati terhadap privasi yang dimilikinya. Harus juga dipastikan untuk tak kecolongan oleh oknum “orang dalam” yang sengaja melakukan itikad buruk untuk kepentingan di luar klub.
Ya, untung saja City memaafkan Liverpool dengan cara baik-baik. Kalau tidak, bisa jadi Liverpool bakal dituntut terus oleh City hingga sekarang. Apa tidak malu Liverpool dihukum gara-gara sengaja nyolong data pribadi milik lawannya?
FA ends investigation into hacking allegations against Liverpool after club reached settlement with Manchester City back in 2013
— Garry Jones (@Aspire1to1grow) February 7, 2020
via https://t.co/A1eYiS20Vw https://t.co/s10lBwzR7B
Sumber Referensi : manchestereveningnews, theathletic, forbes, thisisanfield, mancitysquare, insideworldfootball