Karim Benzema, lahir pada 19 Desember 1987 di Lyon, Prancis. Ia lahir dari pasangan Hafid Benzema dan Wahida Djebbara. Benzema merupakan putra ke enam dari sembilan bersaudara. Keluarga Benzema merupakan imigran dari Aljazair.
Benzema kecil lahir di lingkungan yang tak sehat. Mayoritas orang-orang yang tinggal disekitar rumahnya memiliki kebiasaan buruk. Banyak geng berbahaya dengan segala kriminalitasnya. Namun karena didikan disiplin dari sang ayah, Benzema tumbuh menjadi bocah yang patuh dan tak tersentuh dengan berbagai pengaruh negatif.
Meski begitu, bukan hal mudah bagi Benzema untuk beradaptasi di lingkungannya. Hal itu dikarenakan dirinya berasal dari keluarga imigran. Bahkan, saat masuk ke sekolah untuk pertama kalinya, Benzema kerap menerima ejekan. Ia sulit berinteraksi karena beberapa kali menerima perilaku diskriminatif.
Selain itu, Benzema kecil juga memiliki masalah berat badan. Ia terlalu gemuk sehingga menjadi bahan olokan teman-teman di sekolahnya. Setelah memutuskan untuk menurunkan berat badan, Benzema mulai mendapat perlakuan yang normal. Ia diterima dan mulai dikenal oleh banyak orang.
Karena menyukai permainan sepak bola, Benzema bergabung dengan akademi lokal, Bron Terraillon SC, saat dirinya baru menginjak usia 8 tahun. Bakatnya mulai diminati saat ia sukses mencetak gol ke gawang Lyon kala timnya menjalani laga dengan akademi tersebut.
Tepat di tahun 1996, Benzema resmi bergabung dengan akademi Lyon.
Saat bergabung dengan akademi Lyon, Benzema juga beberapa kali sempat diberi tugas untuk menjadi ballboy di pertandingan yang dilakoni tim utama Lyon.
Menjalani pertandingan bersama akademi Lyon, Benzema ikut serta dalam turnamen ‘Championnat National des 16 ans’ dan berhasil mencetak 38 gol.
Setelah performanya terus berkembang, Benzema mendapat kesempatan untuk melakukan debut bersama tim utama pada tahun 2005. Ketika itu, Lyon berhasil melumat Metz dengan skor 2-0. Menyusul penampilannya yang terus meningkat, Benzema resmi menandatangani kontrak dengan Lyon selama tiga tahun.
Meski sudah resmi masuk ke tim utama, Benzema tetap menemui hal-hal yang tidak mengenakkan. Ia sempat diremehkan dan dijadikan bahan lelucon oleh para seniornya.
Tak mau patah semangat, Benzema terus percaya diri dan membuktikan kualitas yang dimiliki. Pada tahun 2006, ia bahkan berhasil mencetak dua gol ke gawang Grenoble di kompetisi ‘Coupe de France.’
Musim 2007/08, Benzema mulai sering menjadi andalan Lyon di lini serang dan sukses menyarangkan 20 gol kegawang lawan.
Karena terus bermain apik, Lyon tak segan untuk memperpanjang kontrak sang penyerang. Tepat pada 13 Maret 2008, Pria Prancis itu resmi menandatangani kontrak di Lyon hingga 2013.
Penampilan gemilang Benzema di Lyon benar-benar menarik minat raksasa Spanyol, Real Madrid. Berbekal 66 gol dalam 148 penampilan, Benzema resmi mendarat di Santiago Bernabeu pada 9 Juli 2009. Ia diikat hingga 6 tahun kedepan oleh el Real.
Debut pertama bersama Los Blancos dimulainya pada laga pra musim melawan Shamrock Rovers. Pada laga tersebut, Benzema sukses menyerangkan satu-satunya gol yang dicetak tim ibukota.
Setelah itu, Benzema menjalani laga bersama el Real pada turnamen tahunan Santiago Bernabeu Trophy. Pada 24 Agustus 2009, sang striker sukses mencetak dua gol ke gawang Rosenborg dan membantu Real Madrid menang dengan skor 4-0.
Debutnya di liga ia mulai pada laga melawan Deportivo La Coruna. Sementara gol pertamanya di liga ia cetak pada kemenangan 5-0 Real Madrid melawan Xerez.
Meski tampil gemilang di atas lapangan, Karim Benzema pernah terlibat skandal seks dengan gadis dibawah umur, Zahia Dehar. Ketika itu, Benzema terlibat dalam kasus tersebut dengan rekan setimnya di tim nasional Prancis, Franck Ribery. Namun setelah dilakukan penyelidikan, keduanya tidak terbaukti bersalah.
Selain skandal tersebut, Benzema kembali berurusan dengan hal yang sama. Ia dan sejumlah kawan dekatnya dituduh melakukan ancaman kepada Valbuena menggunakan video seks. Akibat skandal ini, Benzema batal tampil di Euro 2016 dan terus diasingkan dari skuat timnas Prancis.
Kembali ke Real Madrid, Benzema benar-benar menjalani musim yang begitu luar biasa. Meski nasibnya di timnas Prancis tak terlalu mujur, setidaknya Benzema mampu menyumbangkan berbagai raihan prestis bagi tim yang bermarkas di Santiago Bernabeu.
Empat trofi Liga Champions Eropa, dua gelar La Liga, dua Copa del Rey, dua Piala Super Spanyol, empat Piala Dunia Antar Klub, hingga tiga Piala Super Eropa menjadi bukti ketajaman pemain berusia 31 tahun ini di lini serang Los Galcticos.