Betapa Bencinya Van Gaal Terhadap Pemain Amerika Latin

spot_img

Tidak ada pertandingan paling panas di Piala Dunia 2022, kecuali pertandingan antara Argentina vs Belanda di perempat final. Tensi pertandingan yang kelak disebut “Battle of Lusail” itu sangat tinggi. Hujan kartu tak terelakkan. Setidaknya 18 kartu kuning keluar dari kantong wasit Miguel Mateu Lahoz.

Laga tersebut dipenuhi dengan drama dan aksi teatrikal. Satu yang paling ikonik adalah selebrasi Lionel Messi di hadapan staf Timnas Belanda. La Pulga yang mencetak gol pada menit ke-73 lewat titik 12 pas mendatangi bench Belanda. Ia berdiri dan memperagakan gestur menguping.

Hal itu dilakukan karena Messi tidak senang atas komentar pelatih Belanda waktu itu, Louis Van Gaal yang disebut-sebut menghina Timnas Argentina selama konferensi pers sebelum pertandingan.

Meskipun konflik antara Van Gaal dan pemain Argentina sejatinya muncul sejak jauh sebelum itu. Bahkan mantan pelatih Ajax Amsterdam itu bukan hanya membenci pemain Argentina, tapi pemain Amerika Latin secara keseluruhan.

Dimulai Saat Melatih Barcelona

Louis Van Gaal memang punya sentimen negatif terhadap para pemain dari Amerika Latin atau Amerika Selatan. Itu dimulai saat ia menjadi manajer Barcelona, sekitar tahun 1997 hingga 2000. Pada tahun 1999, pemain Brasil yang kebetulan juga berseragam Blaugrana, Rivaldo mengalahkan David Beckham dalam perebutan gelar Ballon d’Or.

Alih-alih bangga dan gembira karena pemainnya meraih gelar prestisius itu, Van Gaal justru berpikiran lain. Di mata Van Gaal, Rivaldo tidak pantas menyabet gelar itu. Perkaranya sang pemain pada waktu itu sedang mengalami penurunan karier. Van Gaal bahkan punya rencana untuk tak lagi memakai jasa Rivaldo.

Pada waktu itu, upaya Van Gaal untuk menjual Rivaldo menemui jalan terjal. Karena Jose Luis Nunez, presiden klub saat itu menghalangi Van Gaal untuk menjual Rivaldo. Pada tahun 2000, klub justru mengusir Van Gaal. Namun dua tahun berselang, pelatih keras kepala itu kembali lagi ke Camp Nou. Sekembalinya ke Barcelona, Van Gaal seketika mendepak Rivaldo.

Riquelme Korban Berikutnya

Nah, setelah kehilangan Rivaldo, Barcelona butuh pemain baru untuk menggantikan peran pemain asal Brasil itu. Maka muncullah playmaker Argentina, Juan Roman Riquelme. Riquelme pada saat itu telah menata reputasinya sebagai pemain yang luar biasa selama berseragam Boca Juniors.

Riquelme pun datang ke Camp Nou. Tapi Van Gaal tidak pernah menganggap kehadiran playmaker Argentina tersebut. Van Gaal bersikeras bahwa kepindahan Riquelme bukan atas kehendaknya, melainkan keinginan klub. Masalahnya tidak sampai di situ.

Ketimbang menaruhnya sebagai gelandang, Van Gaal justru keras kepala dengan menempatkan Riquelme di posisi sayap. Padahal pemain Argentina itu tidak cukup punya kecepatan untuk menjadi seorang pemain sayap. Pada akhirnya Riquelme kehilangan permainan terbaiknya. Dengan cepat ia bahkan tersingkir dari Starting XI.

Riquelme kehilangan tempat. Menit bermainnya berkurang dan akhirnya dipinjamkan ke Villarreal. Tim yang berbasis di Provinsi Castellon itu lalu mematenkan kontrak Riquelme. Pada saat yang sama Lionel Messi tiba di La Masia. Ia berkembang menjadi sosok yang mengidolakan Riquelme.

Kelak Messi mewarisi nomor “10”. Keputusan Van Gaal untuk menepikan Riquelme juga membikin hati Messi tak senang. Sejak saat itu, atas perlakuannya terhadap Riquelme, bagi Messi tidak ada kata maaf buat Van Gaal. Jika pada Piala Dunia 2022 kemarin akhirnya La Pulga mengejek Van Gaal, maka itu tak lebih merupakan gestur spontan yang berasal dari hatinya yang terdalam.

Di Bayern Munchen dan Manchester United

Ketidaksukaan Van Gaal terhadap pemain Amerika Latin berlanjut saat ia menukangi Bayern Munchen. Manajer kelahiran Amsterdam itu ditunjuk menukangi Die Roten pada Juli 2009. Saat datang, Van Gaal bersicepat menyingkirkan para pemain dari Amerika Latin.

Lucio, bek berkebangsaan Brasil dijual ke Inter. Lalu pemain Argentina, Jose Sosa juga dilepas ke klub Argentina. Terakhir ada Breno, bek tengah Bayern Munchen berpaspor Brasil yang dilepas ke klub Jerman, FC Nurnberg. Hal yang sama juga berlanjut tatkala Louis Van Gaal membesut Manchester United.

Salah satu korbannya adalah Angel Di Maria. Padahal yang membawanya ke MU adalah Van Gaal sendiri. Manajer berpaspor Belanda tersebut memboyong Di Maria dari Real Madrid pada Agustus 2014. Tak sembarangan, 59,7 juta poundsterling (Rp1,1 triliun) dicairkan demi memuluskan transfer Di Maria.

Sayangnya, Di Maria justru flop. Selain mendapat masalah di mana rumahnya di Inggris dibobol perampok, sang pemain juga berselisih dengan Louis Van Gaal. Dikutip The Guardian, Di Maria mengaku hubungannya buruk dengan Van Gaal.

Ia juga mengaku kesulitan beradaptasi di Inggris. Van Gaal mengamini alasan tersebut. Menurut Van Gaal selain tidak sanggup menyesuaikan diri hidup di Inggris, Di Maria juga tidak dapat menyesuaikan diri dengan taktik dan filosofi permainannya.

Sama seperti Riquelme, hanya semusim Di Maria bertahan bersama Van Gaal. Ia kemudian hengkang ke PSG. Disamping Di Maria, Rafael Pereira da Silva juga menjadi korban Van Gaal lainnya di Manchester United. Karier pemain Brasil di Old Trafford sebetulnya menjanjikan. Tapi Van Gaal tidak suka dan tidak percaya terhadap orang Brasil. Rafael pun disingkirkan.

Karakter Van Gaal

Louis Van Gaal tidak pernah memberikan alasan pasti mengapa tidak suka pemain Amerika Latin. Hanya saja ini mungkin berkaitan dengan sikap kerasnya. Van Gaal terkenal sosok yang keras, kasar, sombong, dan maunya menang sendiri. Karakternya itu membuat siapa pun yang bekerja dengannya akan sulit.

Van Gaal juga kehabisan waktu untuk melakukan hal bijaksana dan upaya-upaya diplomasi. Sekali saja tidak suka, Van Gaal akan menyingkirkannya. Titik. Pemain Belanda, Robin van Persie dan Mark van Bommel saja pernah bentrok serius dengannya. Orang yang paling dihormati di sepak bola Belanda, Johan Cruyff bahkan sampai ajalnya menjemput berseteru dengan Van Gaal.

Selain itu, ada pula tuduhan yang menyebut kalau Van Gaal rasis. Bahwa pelatih dan pemain yang berkulit hitam tidak diberi kesempatan yang adil selama kepemimpinan pelatih asal Belanda itu. Namun, Van Gaal membantahnya dengan keras.

Bantahan itu diperkuat Van Gaal dengan membalas kritik Ruud Gullit yang menyebut bahwa mantan pemain atau pelatih berkulit hitam tidak akan punya kesempatan yang sama di Timnas Belanda. Dilansir Goal, Van Gaal menyebut kritik mantan pemain Sampdoria itu omong kosong.

Media Argentina Mencitrakan Van Gaal Buruk

Ujungnya sikap Van Gaal terhadap pemain Amerika Latin juga menimbulkan kebencian. Para pemain dari Amerika Latin mulai tidak suka pada Van Gaal. Salah satunya para pemain Argentina. Sudah rahasia umum kalau para pemain Argentina antipati pada pelatih asal Belanda itu. Apalagi Van Gaal juga pernah menafikan gelar juara Argentina. 

Media-media Argentina juga telah mencitrakan Van Gaal sosok yang buruk. Gaya permainannya selalu dikritik. Van Gaal dituding anti-sepak bola. Maksudnya, permainan yang ditunjukkan Van Gaal merupakan antitesis dari sepak bola yang dimainkan Amerika Latin.

Orang mengenal Van Gaal pelatih kolot. Ia punya sistem yang mana setiap pemain punya peran yang jelas. Jika ia sayap, ia harus bermain selayaknya pemain sayap. Tidak boleh sedikit pun pemain sayap bertindak sebagai gelandang, bahkan sekali pun itu hanya seolah-olah.

Filosofi permainan Van Gaal sangat tidak Belanda sekali. Metode Van Gaal inilah yang banyak dikritik, tak terkecuali oleh media Argentina. Puncaknya, tatkala Timnas Belanda keok atas Argentina di perempat final Piala Dunia 2022, kritik-kritik tersebut laksana peluru yang ditembakkan berkali-kali ke perut Van Gaal. Hingga ia pun memilih meletakkan jabatannya sebagai pelatih.

https://youtu.be/yDct77Pzl7k

Sumber: MundoDeportivo, Joe, SportsJoe, TimesFootball, BuenosAiresHerald, TheGuardian

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru