Benarkah Christian Eriksen Sedemikian Hebat?

spot_img

Pada Piala Dunia 2010, ia menjadi pemain termuda di turnamen dalam usia 18 tahun. Kini, berkat perkembangan kariernya yang tak pernah mandek, ia sudah bisa disebut sebagai salah satu playmaker terbaik dunia. Apa yang istimewa dari Eriksen?

Ia didatangkan Tottenham dari Ajax Amsterdam pada 2013. Saat itu, ia sudah bermain lebih dari 100 pertandingan untuk klub raksasa Belanda.

Jauh sebelum memasuki akademi terbaik dunia milik Ajax, Eriksen pertama ditempa oleh ayahnya sendiri di Middelfart, klub kecil di kampung halamannya. Hubungan ayah-anak ini begitu dekat. Pada 2004, Eriksen bersama tim U-12 Middelfart menempati posisi kelima di kompetisi nasional Denmark, serta tak terkalahkan di kejuaraan lokal di pulau Funen.

Setahun kemudian, pemandu bakat yang lama mengamatinya membawa Eriksen ke OB Odense. Pada 2006, kelompok umur yang ditempati Eriksen menjuarai kompetisi nasional. Saat itu, ia sudah diundang trial ke klub-klub besar Eropa seperti Chelsea atau Milan.

Julukan Dead Ball Dane yang disematkan oleh fans Tottenham berkat kemampuan eksekusi bola matinya didapat dari fase usia ini. Ia mencetak gol demi gol dari tendangan bebas. Sentuhannya terhadap bola dari luar kotak penalti begitu luar biasa. Tak heran, enam dari 41 golnya di Premier League berasal dari luar kotak penalti.

Pada 2008, menyadari kesempatan bermain di tim utama Odense akan langka, ia pindah ke Ajax Amsterdam.

Ia pertama kali dipantau timnas senior Denmark pada November 2009. Saat itu, ia sudah ditandai sebagai pemain muda yang kuat secara teknik, fisik, dan mental. Maret berikutnya, ia sudah dipanggil timnas, dan di bulan Juni, ia dibawa ke Piala Dunia 2010 Afrika Selatan.

Kepindahan ke Tottenham pada 2013 bisa jadi membuatnya berkembang dengan lebih baik. Di Ajax, ia bermain bagi tim yang selalu menyerang di tiap laga, selalu menyerang di tiap laga, serta menghadapi berbagai tim yang tak pernah lebih besar dari Ajax. Di Inggris, ia mulai merasakan liga yang amat kompetitif.

Di musim pertamanya, Tottenham tak menjalani musim yang baik. Terdapat pergantian pelatih, Andre Villas-Boas diganti Tim Sherwood di tengah musim, yang menyebabkan dinamika tim berubah. Di situasi seperti ini, ia masih mampu tampil dalam 25 laga dan mencetak tujuh gol.

Mulai musim kedua hingga sekarang, Mauricio Pochettino berada dalam kemudi taktik. Ia menjadikan Eriksen sebagai otak serangan Spurs. Dalam empat musim bersama Pochettino, Eriksen selalu bermain lebih dari 35 kali di Premier League.

Tugasnya adalah menghubungkan lini belakang dengan lini depan, menyediakan umpan terobosan yang lezat bagi Harry Kane dan Dele Alli, mengurai pertahanan lawan yang kadang alot, serta membuka ruang dan menembak dari sudut sulit.

Kane mungkin adalah pemain paling buas di tim, atau Alli dan Son Heung Min sebagai pemain paling skillful. Eriksen adalah pemain yang mampu membuat pemain-pemain di sekitarnya bermain bagus.

Ia adalah jantung permainan Spurs. Ketika dia bermain baik, sistem permainan akan mengalir dan memudahkan Kane, Alli, dan Son mengeluarkan magi. Namun ketika ia dipepet dan tak bisa mengeluarkan diri, Tottenham akan sulit mencetak gol, bahkan cenderung sering kalah.

Tentu saja ia masih punya kelemahan. Ia tak punya agresivitas, yang mungkin membuatnya belum lebih baik daripada Kevin de Bruyne. Kebiasaannya kala menguasai bola ialah membiarkan bola mengalun pelan, bermain dengan tempo rendah, mengatur permainan dengan santai, serta kadang pasif dan tak menyadari ia sedang dipepet ketat oleh lawan.

Karena kebiasaan lambatnya ini, ia sempat ditegur oleh pelatih Denmark, Morten Olsen, lantaran ia masih mempertahankan kebiasaan lama di Ajax. Benar, Eriksen di Ajaxk adalah penguasa liga. Namun di kancah internasional, dan di Liga Inggris, ia hanya satu dari sekian pemain yang punya skill istimewa.

Yah, semakin ke sini, ia semakin beradaptasi. Ia tak membiarkan lawan mendiktenya. Koleksi golnya untuk timnas Denmark sudah menembus 25. Kontribusinya untuk Spurs? Tak usah dipertanyakan lagi.

Pertanyaan berikutnya adalah, apakah Tottenham mampu mempertahankannya, mengingat kontrak dan gaji rendahnya saat ini akan berakhir pada 2020.

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru