Belanja Gila-Gilaan AC Milan, Nggak Jadi Era Banter Jilid 2?

spot_img

Pergerakan transfer AC Milan musim ini sangatlah menarik. Bahkan bisa jadi Milan lah klub Serie A yang paling serius berdansa di bursa transfer. Sampai naskah untuk video ini dibuat, setidaknya delapan pemain baru merapat ke San Siro. Rossoneri juga sudah melepas beberapa pemainnya, termasuk Sandro Tonali yang digadang-gadang akan menjadi kapten masa depan.

Geliat transfer Milan ini tak pernah diprediksi sebelumnya. Malahan dengan mereka menjual Sandro Tonali ke Newcastle serta mencopot jabatan Paolo Maldini dan Ricky Massara, Milan bisa menuju “Era Banter” jilid dua. Akan tetapi, anggapan itu masih jauh panggang dari api.

Dengan pergerakan transfer yang cekatan, bukan tidak mungkin AC Milan justru akan merengkuh kejayaannya kembali. Gerry Cardinale, direktur mereka yang baru telah memperlihatkan keseriusannya mengelola AC Milan. Meski tak sedikit pemain yang didatangkan adalah pemain kelas dua.

Mendatangkan Pemain Baru

Dari delapan pemain yang didatangkan, hanya ada satu pemain yang usianya lebih dari 30 tahun. Ia adalah Marco Sportiello, kiper yang didatangkan dari Atalanta dengan status bebas transfer. Sisanya adalah pemain-pemain yang usianya 20-an tahun, kecuali Luka Romero yang berusia 18 tahun.

Selain dua nama itu, Milan mendatangkan dua pemain Chelsea: Christian Pulisic dan Ruben Loftus-Cheek. Rossoneri juga merekrut winger muda Villarreal, Samuel Chukwueze dan pemain depan potensial dari RB Salzburg, Noah Okafor. Pemain Belanda keturunan Indonesia, Tijjani Reijnders juga turut diboyong Stefano Pioli.

Terakhir, ketika naskah untuk video ini ditulis, pemain Valencia, Yunus Musah mendekat ke AC Milan. Disamping nama-nama tadi, tidak menutup kemungkinan kalau Milan akan memberikan kejutan lagi. Rumornya Alvaro Morata tertarik bergabung ke Milan. Rossoneri juga dikabarkan menginginkan pemain Spanyol itu.

Milan juga tengah mengincar pemain lain. Ia adalah Gustav Isaksen, pemain sayap berpaspor Denmark yang kini berseragam Midtjylland. Namun, dengan pemain-pemain yang sudah didatangkan saja, membuktikan bahwa meski gagal mendatangkan Marcus Thuram, David Frattesi, Youri Tielemans, sampai Evan N’Dicka, Milan tidak berdiam diri.

Pemain-pemain yang didatangkan bahkan bukanlah pemain mahal. Dari semua yang didatangkan, tidak ada yang nilainya lebih dari 25 juta euro (Rp415 miliar). Tidak terkecuali Pulisic dan Loftus-Cheek. Dua pemain yang boleh dibilang pemain kelas atas.

Peran Antonio D’Ottavio dan Geoffrey Moncada

Milan boleh kehilangan Maldini dan Massara, tapi transfer mereka tidak lantas mandek dan tidak bergairah. Justru transfer Milan makin bergeliat setelah meresmikan Antonio D’Ottavio sebagai direktur olahraga yang baru sesuai regulasi dari federasi sepak bola Italia, FIGC. Dilansir Milan News, D’Ottavio menjabat direktur olahraga per 20 Juni 2023 lalu.

Keputusan itu awalnya cukup mengejutkan para penggemar AC Milan atau bahkan tidak banyak yang tahu. Sosok Geoffrey Moncada lah yang disebut-sebut sebagai pengganti Maldini. Namun, ya itu tidak sepenuhnya salah sih. Moncada juga bekerja di balik transfer Milan.

Jika D’Ottavio adalah otaknya, Moncada adalah pelaksana teknisnya. Duet keduanya mirip duet Maldini dan Massara. Antonio D’Ottavio ditunjuk sebagai direktur olahraga karena telah mengikuti kursus lisensi khusus program direktur olahraga yang disyaratkan FIGC. Maka dari itu, Moncada digeser sebagai kepala pemandu bakat mendampingi D’Ottavio.

Direktur olahraga AC Milan itu cukup kompeten di bidangnya. D’Ottavio adalah orang yang tidak sembarangan dalam merekrut pemain. Dengan pendekatan moneyball yang dipakainya, Milan membeli pemain berdasarkan data algoritma yang memperlihatkan potensi pemain.

Memang, dua orang ini jarang terekspos. Moncada sendiri mengaku tidak suka mendapat sorotan media. Meski demikian, kerja keduanya untuk merevolusi AC Milan di bawah panji-panji RedBird Capital tampak jelas.

Peran CEO Furlani

Revolusi Milan tersebut sesungguhnya sudah kelihatan ketika Ivan Gazidis, CEO lama meninggalkan perannya. Gazidis mulai bergabung ke Milan tahun 2018 dan membantu meraih scudetto musim 2021/22. Sayangnya, pada pertengahan musim lalu, orang Afrika Selatan itu didiagnosis menderita kanker tenggorokan. Sehingga membuatnya harus bekerja dari ruang perawatan.

Pada November 2022, Gazidis memilih tidak melanjutkan pekerjaannya di AC Milan. Akhir tahun itu, ketika Milan dibeli RedBird Capital, hadirlah Giorgio Furlani menggantikan peran Gazidis. Furlani kemudian memimpin sebagai CEO. Di bursa transfer musim ini, lulusan Harvard Business School itu terjun langsung.

Sebelum jendela transfer dibuka, dilaporkan La Repubblica seperti dikutip Sempre Milan, Furlani menetapkan anggaran transfer Milan hanya 35 juta euro (Rp580 miliar). Anggaran yang sangat sedikit itu pernah diajukan ke Paolo Maldini dan Massara. Namun, tampaknya Maldini dan Massara tidak sejalan dengan Furlani.

Akan tetapi, rencana anggaran itu seketika berubah. Milan ternyata berhasil menjual Sandro Tonali. Bagi fans Milan Tonali adalah aset berharga. Mungkin itu pula yang ada di benak Furlani. Lantaran berharga tentu saja Tonali bisa diuangkan. Alhasil uang sekitar 70 juta euro (Rp1,1 triliun) hasil penjualan Tonali masuk kantong.

Dengan begitu, Furlani kemudian menaikkan anggaran transfer Milan. Tidak disebutkan secara jelas berapa anggarannya. Namun, menurut The Athletic, anggarannya naik sekitar tiga kali lipat. Selain itu, Furlani juga menetapkan jumlah gaji akan sama seperti sebelumnya untuk menghindari struktur gaji yang miring.

Langkah Tepat Menjual Tonali

Melihat transfer Milan hari ini yang mendatangkan tak sedikit pemain, kehilangan pemain seperti Sandro Tonali rasanya bukan lagi masalah besar. Lagi pula cerdik juga Milan memilih menjual Tonali. Pemain yang sering disebut “The Next Pirlo” toh penampilannya tidak bagus-bagus amat.

Betul bahwa musim lalu Tonali menciptakan tujuh asis. Jumlah asis tertingginya di liga sejak musim 2019/20 ketika berseragam Brescia. Namun, ia masih sedikit dalam mencetak gol. Musim lalu golnya cuma dua di Serie A. Ia juga punya tingkat penyelesaian operan yang buruk.

Tonali juga buruk dalam melakukan intersep dan dribel. Ia juga sering kehilangan bola dan lebih banyak melakukan pelanggaran. Penampilan kurang itulah yang membuat Roberto Mancini tidak tertarik untuk mengandalkan Tonali di Timnas Italia. Tidak seperti Nicolo Barella yang telah menjadi bagian penting di lini tengah Gli Azzurri.

Perubahan Taktik Stefano Pioli

Setelah menjual Tonali, Milan mendatangkan para pemain tengah lainnya. Dari para pemain tengah yang didatangkan seperti Tijjani Reijnders dan Loftus-Cheek, tampaknya akan ada sistem baru yang dipakai Stefano Pioli musim depan. Diberitakan surat kabar Corriere della Sera seperti dikutip Sempre Milan, Pioli telah menyiapkan dua alternatif taktik.

Setelah sukses dengan 4-2-3-1, Pioli berencana akan kembali memakai format 4-3-3 musim depan. Mungkin akan ada tiga pemain di lini tengah. Yunus Musah, Reijnders, Loftus-Cheek atau Bennacer akan mengisi posisi itu. Milan juga sudah punya dua pemain sayap dalam diri Chukwueze dan Pulisic. Sementara di lini tengah, Okafor akan menjadi pelapis yang menjanjikan bagi Giroud.

Well, dengan transfer gila-gilaan ini mungkinkah AC Milan akan menjauh dari apa yang disebut “Era Banter” jilid dua? Atau upaya transfer gila-gilaan ini justru di kemudian hari akan membuat para pendukungnya gila betulan?

Sumber: SempreMilan, OneFootball, TheAthletic, Football-Italia, ESPN, TheAthletic, SempreMilan

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru