Balotelli, Kontroversi, dan Rasisme Paling Menyayat Hati

spot_img

Mario Balotelli merupakan pesepakbola asal Italia yang terkenal dengan berbagai cerita kontroversial. Bermain untuk beberapa klub, Balotelli sulit berkembang karena dianggap memiliki kebiasaan buruk.

Pria bertinggi 189 cm ini sempat menjadi harapan timnas Italia untuk kembali berjaya. Namun karena alasan tertentu, dirinya gagal mengembangkan potensinya.

Mario Balotelli, sebenarnya lahir sebagai Mario Barwuah. Ia dilahirkan pada 12 Agustus 1990 di Palermo, Italia, dari pasangan dari pasangan Thomas dan Rose Barwuah.

Nama Balotelli sendiri muncul setelah dirinya diadopsi oleh pasangan Silvio dan Francesco Balotelli. Keduanya merupakan keluarga kaya yang menjadi kekuatan dibalik ketenaran Mario Balotelli.

Keluarga kaya asal Italia itu memiliki koneksi yang cukup baik dengan beberapa klub sepak bola Italia. Setelah Balotelli dikirim menuju salah satu akademi sepak bola di Italia, pria 28 tahun itu tumbuh menjadi pemain menonjol diantara lainnya.

Seakan lahir sebagai pemain penuh kontroversi, kehidupan awal Balotelli sudah dihiasi dengan berbagai kisah pelik. Keluarga Balotelli di Italia menganggap bahwa mereka mengadopsi mantan pemain AC Milan itu karena keluarga aslinya tak mampu membiayai kebutuhan hidup Balotelli.

Silvio dan Francesco mengatakan jika Thomas dan Rose Barwuah memiliki kesulitan ekonomi, sehingga mereka memutuskan untuk mengadopsi sang anak.

Setelah tumbuh dewasa, kedua orang tua kandung Balotelli mengatakan jika pasangan asal Italia itu hanya memiliki perjanjian mengasuh selama 12 bulan. Namun, mereka terus menyangkal dan tetap ingin mengasuh Mario Balotelli hingga dewasa.

Orang tua kandung Balotelli kerap kesulitan untuk menemui sang anak. Hingga di usia 18 tahun, Balotelli memutuskan untuk memilih kewarganegaraan Italia.

Balotelli menganggap jika orang tua kandung nya hanya ingin memanfaatkan uang yang dimiliki oleh keluarga angkatnya. Balotelli merasa terbuang dan beranggapan jika kedua orang tuanya sengaja meninggalkannya di rumah sakit agar diadopsi oleh orang lain.

Mendengar pernyataan itu, sang ayah merasa sakit hati. Dirinya sama sekali tak ingin membiarkan Balotelli pergi. Setelah menempuh jalur hukum, Thomas tetap tak mampu mendapatkan kembali hak asuh sang anak. Dirinya beralasan jika uang menjadi poin terpenting dalam masalah ini.

Ia tak memiliki cukup uang untuk membayar pengacara ternama agar bisa mengambil apa yang menjadi miliknya. Hingga kini, Balotelli tak pernah mau dianggap sebagai orang Afrika. Ia berkeyakinan bahwa dirinya adalah orang Italia.

Setelah terjun ke lapangan dan mulai dikenal dunia, Balotelli tetap menjadi pribadi yang gemar membuat hal-hal menghebohkan.

Yang pertama adalah ketika dirinya bergabung dengan Manchester City. Dia mengalami kecelakaan dengan mobil Audi R8-nya saat menuju tempat latihan. Dalam insiden tersebut, Balotelli diketahui membawa uang tunai sejumlah 5.000 paun atau sekitar 73 juta rupiah dalam mobilnya.

Saat ditanya polisi alasan membawa uang sebanyak itu, dengan entengnya dia menjawab “karena aku kaya”.

Lalu, ketika dirinya melempar anak panah ke pemain muda Manchester City. Meski tergolong berbahaya, Balotelli lolos dari hukuman.

Hingga yang paling menghebohkan adalah ketika dirinya hampir membakar rumahnya sendiri. Cerita bermula ketika Balotelli dan teman-temannya sedang mengadakan pesta di rumahnya sekitar pukul 1 dinihari waktu setempat. Balotelli yang memberi satu set kembang api senilai 200 paun menyalakannya di dalam kamar mandi.

Sial, kembang api itu malah memercikan api ke berbagai sudut kamar mandi dan mengenai salah satu handuk di sana. Alhasil api pun langsung menyambar seisi ruangan. Meski tak ada yang terluka, ulah Balotelli tersebut dikecam banyak pihak.

Selain hal-hal konyol itu, Balotelli juga sering terlibat masalah dengan rekan setim hingga para pelatih yang pernah menanganinya.

Dibalik kisah kontroversinya, Balotelli juga dikenal sebagai pemain yang kerap menerima perilaku rasis.

Silvio dan Francesco Balotelli mengatakan jika anak yang diadopsinya itu sudah menerima perilaku rasis sedari kecil. Warna kulit yang berbeda menjadi alasan utama dari perlakuan tak terpuji itu.

Balotelli juga mengaku jika ia mengalami hal-hal tidak menyenangkan saat berada di bangku sekolah.

“Ketika ada camilan yang hilang dari meja di sekolah, para guru langsung menuduhku tanpa menyelidiki lebih dulu,”

“Tapi kemudian ada insiden yang membuatku tidak berhenti menangis. Aku sudah mengerjakan semua PR dan ibu membiarkanku untuk bermain bola. ‘Hai teman-teman, bolehkah aku bermain? Tidak Mario, kamu tidak bisa ikut, kamu hitam’,” kenang Balotelli.

Saat bermain di AC Milan, Balotelli juga menerima berbagai hinaan menyakitkan. Dirinya bahkan pernah dilecehkan oleh Paolo Berlusconi, adik dari mantan pemilik AC Milan, Silvio Berlusconi.

Paolo Berlusconi menyebut Balotelli yang pindah dari Manchester City dengan biaya transfer 19 juta euro sebagai ‘anak hitam kecil dari keluarga kita’.

Pada suatu momen, Balotelli juga pernah tertangkap kamera saat sedang menangis akibat menerima perlakuan rasis.

Seakan sudah menjadi santapan empuk para oknum rasisme, Balotelli juga tak luput dari tindakan rasis para pendukung Italia. Pada pertandingan melawan Arab Saudi, terlihat sebuah banner yang merujuk pada hinaan terhadap Balotelli.

“Seandainya aku berkulit putih, maka aku tidak punya banyak masalah. Aku menerima banyak surat dari anak-anak yang menganggapku sebagai contoh karena tidak mundur melawan rasisme. Tapi, aksi rasisme itu sangat memalukan,”

Lalu, para pendukung Juve juga ‘tak ketinggalan’ untuk menghina Balotelli.

“Pada tahun 2009, ketika aku beranjak dewasa, sepanjang pertandingan antara Inter melawan Juventus, mereka memanggilku ‘monyet’, ‘negro’, ‘kembali ke Afrika’ dan mencemoohku.” ungkap Balotelli.

Situs Stormfront juga ditutup di Italia karena menyebut Balotelli dengan seruan rasis,

“Dia hitam dan Yahudi. Dia seharusnya bermain untuk Israel bukan Italia.”

Belum lama ini, Balotelli berkomentar terhadap berbagai tindakan rasis yang pernah menyerangnya.

“Di Inggris, di level sepak bola, aku jarang melihat rasisme,” kata Balotelli dalam acara TV Italia Queli Chell Calcio dikutip dari Punch.ng.

“Di Prancis, aku belum melihat banyak rasisme, tetapi tidak ada yang seperti di Italia. Di Italia, ini sangat ekstrem.”

Ketika ditanya bagaimana rasanya menerima cacian rasis terus menerus. Dia menjawab,

“Sedikit kesepian dan sungguh menyedihkan.”

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru