Kurang lebih selama lima tahun dalam kurun 2013 hingga 2018, lini depan Real Madrid pernah berisi amunisi mematikan berupa trio Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, dan Gareth Bale. Tak tanggung-tanggung, bersama ketiganya, Madrid berhasil mencaplok empat gelar Liga Champions. Satu saat ditukangi Carlo Ancelotti, tiga sisanya saat dikomandoi Zinedine Zidane.
Kolaborasi antara pemain-pemain terbaik dunia tersebut terlihat menghasilkan sesuatu yang ganas. Duet pemain termahal antara Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale tampak saling melengkapi. Namun, siapa sangka, rivalitas antar bintang lah yang membuat para pelatih terpaksa pergi.
Ronaldo dan Bale memang saling mengirim assist dan selalu berusaha memudahkan kawannya untuk mencetak gol. Namun di balik itu, ada ego seorang bintang yang membuat mereka ingin menjadi pusat perhatian.
Tidak boleh ada dua jenderal. Tidak boleh ada matahari kembar. Ungkapan itu berlaku untuk situasi di Real Madrid.
Ronaldo, atau Bale.
Situasi pelik memilih antara Ronaldo atau Bale-lah yang dipercaya membuat Zinedine Zidane mengundurkan diri pada musim panas lalu. Ya, tak ada yang menyangka, hanya lima hari setelah meraih trofi Liga Champions ketiga, Zidane memutuskan keluar dari Madrid.
Publik bertanya, apa sebenarnya alasan yang mendasari keputusan Zidane tersebut. Meski Zidane mengungkapkan ia butuh beristirahat dan skuad Madrid butuh pelatih dengan ide baru, publik tetap curiga, jangan-jangan ada alasan khusus di balik gemerlap manajemen Madrid.
Benar saja, baru-baru ini, eks Presiden Madrid 2006 hingga 2009, Ramon Calderon, membeberkan sebuah kisah yang terjadi musim panas lalu. Terdapat perbedaan pendapat antara Florentino Perez, presiden saat ini, dengan pelatih Zinedine Zidane.
“Zidane meminta Perez untuk mempertahankan Ronaldo dan menjual Bale,” beber Calderon. Menurut Zidane, Bale tak cukup fit untuk masuk dalam skuadnya. Bale musim lalu beberapa kali menderita cedera, bahkan hanya dipasang dari bangku cadangan di Liga Champions. Sebaliknya, Ronaldo, bagi Zidane, dapat tampil meledak dengan penanganan yang tepat.
Namun, Florentino Perez melakukan kebalikan dari permintaan Zidane. Menurut Perez, Bale harus dipertahankan karena merupakan investasi mahal saat didatangkan. Adapaun Ronaldo sudah berusia 33 tahun dan tak lama lagi akan meredup. Jadilah Perez menjual Ronaldo ke Juventus, dan mempertahankan Bale.
Zidane pun keluar menggunakan frasa mengundurkan diri, serta menutupi alasan sebenarnya mengapa ia keluar.
Yang lebih mengejutkan, ini bukan kali pertama Bale menjadi penyebab keluarnya pelatih Madrid. Pada 2014/15, musim kedua Carlo Ancelotti dan Gareth Bale.
Pada suatu pagi pada bulan Maret 2015, Ancelotti dipanggil Presiden Perez. Setelah bertemu, Perez mengungkapkan permintaan agen Bale yang meminta agar Bale dimainkan lebih ke tengah, bukan sebagai pemain sayap.
Keesokan harinya, Ancelotti berkata pada Bale bahwa jika ia menginginkan sesuatu, ia bisa mengutarakannya sendiri, tidak perlu memakai perantara agen presiden. Di akhir musim, Ancelotti dipecat Perez.
Bagaimanapun, roda kehidupan telah berputar. Kini Ronaldo tengah berbahagia di Juventus. Madrid sedang menjalani musim buruk, di mana Bale masih berkutat dengan cedera.