[Analisis] Bagaimana Shaqiri Menjelma Menjadi Pengganti Coutinho di Liverpool

spot_img

Philippe Coutinho telah diakui sebagai penyihir di Premier League. Penampilannya di lini tengah Liverpool dianggap sebagai salah satu yang terbaik di dunia saat ini. Dengan strategi heavy metal football yang diterapkan Jurgen Klopp, Coutinho semakin berbahaya bagi lini pertahanan lawan. Dan seperti pemain-pemain terbaik dunia lainnya, Coutinho pun pindah ke Barcelona. Ia pergi dari Liverpool pada Januari 2018 untuk mengejar impian di klub terbesar dunia.

Berhubung transfer tersebut terjadi pada pertengahan musim, Livepool pun baru sanggup mencari pengganti enam bulan kemudian. Adalah Nabil Fekir, kapten Lyon sekaligus andalan Perancis yang sudah ditawar oleh The Reds. Sayangnya, oleh Lyon, pihak Liverpool disebut melakukan pendekatan secara ilegal, dan transfer Fekir pun terpaksa dibatalkan.

Liverpool pun berpaling ke eks wonderkid yang banyak pihak bilang telah gagal. Xherdan Shaqiri. Winger asal Swiss tersebut didatangkan dari Stoke City yang terdegradasi, relatif tanpa gonjang-ganjing dengan biaya transfer cuma 13,5 juta pounds. Penggemar pun tak pernah berharap banyak pada bintang yang kariernya menukik dari Bayern Munich ke Inter Milan, lalu ke Stoke. Nyatanya, Shaqiri mampu tampil melebihi ekspektasi.

Karier Shaqiri memang naik turun. Pria 26 tahun tersebut telah mengecap 70 caps bersama Swiss. Ia juga memenangi dua titel Bundesliga dan satu trofi Liga Champions semasa membela Bayern. Tak sanggup bersaing dengan Franck Ribery dan Arjen Robben, ia pindah ke Inter Milan. Di Italia pun ia tak mampu nyetel, dan lebih sering berkutat dengan cedera. Ia pun melompat ke Inggris, ke klub antah berantah bernama Stoke. Jadi pemain terbaik di sana, ia harus pindah lagi guna menyelamatkan kariernya saat klub tersebut terdegradasi.

Liverpool jadi pilihannya. Di sisi merah Merseyside, Shaqiri tak diplot bermain setiap pekan. Namun keadaan itu tak menghalanginya untuk tampil bagus. Shaqiri mampu tampil sebagai penyerang sayap, tetapi dalam beberapa laga ditaruh di posisi agak ke tengah. Ia menjadi tambahan meyakinkan bagi skuad yang kekurangan amunisi pelapis di lini depan.

Gol salto spektakulernya saat melawan Manchester United di pertandingan pramusim sebenarnya bisa dianggap sebagai pembuktian kualitas Shaqiri. Di laga Liga Inggris melawan Cardiff, ia dengan tenang mengelabui bek lawan sebelum menceploskan bola ke gawang Neil Etheridge. Aksinya menipu Sean Morrison, barangkali, langsung mengingatkan publik The Kop akan Philippe Coutinho. Gol tersebut merupakan gol yang benar-benar “Coutinho”. Gol itu tercipta melalu momen magis yang mampu membuat orang berdiri bertepuk tangan.

Dahulu saat Coutinho masih di Liverpool, Jurgen Klopp sering memanfaatkannya untuk menjadi tombak pemecah kebuntuan dari lini tengah. Ia membangun serangan dari sisi kiri untuk mencipta peluang. Klopp bahkan mengembangkan sisi ofensif Coutinho dengan menaruhnya lebih dekat ke kotak penalti, yang berimbas pada terkereknya jumlah gol Coutinho.

Dengan Shaqiri, Klopp melakukan sedikit perbedaan pendekatan. Ia punya tubuh gempal yang membuatnya lebih punya ketahanan fisik. Jadi, selain punya kecepatan yang membuatnya pantas didapuk sebagai pelapis Mohamed Salah, ia juga bisa dipasang sebagai pelengkap lini tengah. Jurgen Klopp sudah mengakui ia sedikit pusing memilih kombinasi lini tengah karena Shaiqiri tiba-tiba tampak lebih bagus daripada yang diharapkan.

Baik dalam formasi 4-3-3 maupun 4-2-31, Shaqiri sepertinya bisa jadi pelengkap fantastic four Liverpool yang bermaterikan Bobby Firmino, Sadio Mane, dan Mo Salah.

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru