Awal Perjalanan Manis Van Dijk Sebagai Kapten Liverpool

spot_img

Tak mudah jadi seorang pemimpin. Apalagi jadi pemimpin di lingkungan yang bukan habitatnya. Harus dibutuhkan adaptasi dan rasa kepercayaan dari orang yang akan dipimpin. Bek Liverpool Virgil Van Dijk sempat merasakan hal seperti ilustrasi tersebut.

Sejak datang ke Anfield 2018 lalu, ia sudah digadang-gadang sebagai kapten masa depan The Reds. Bek berambut ikal itu sudah mempunyai jiwa kepemimpinan di rumput hijau. Namun selama hampir lima tahun di klub, ban kapten Liverpool masih saja belum dipercayakan padanya. Ia selalu kalah pamor dari pemain asli Inggris.

Van Dijk Akhirnya Jadi Kapten

Ban kapten Liverpool sejak ditinggal legenda mereka, Steven Gerrard lalu mampir ke lengan Jordan Henderson. Henderson adalah wakil kapten Gerrard. Henderson juga mirip dengan Gerrard, yang dianggap sebagian besar fans Liverpool mampu mewakili maskot pemain asli Inggris. Yang menarik, yang jadi wakil kapten Henderson saat itu adalah James Milner, yang notabene juga pemain asli Inggris.

Sampai pada tahun 2018. Pergolakan penyandang ban kapten Liverpool mulai terjadi ketika sosok bek bertalenta dari Soton, Virgil Van Dijk menjelma jadi idola baru bagi publik Anfield. Tak hanya soal tekniknya sebagai bek yang aduhai, namun dari segi ketenangan dan kepemimpinannya disorot. Meski umurnya baru seumur jagung di Anfield, namun ia sudah direkomendasikan sebagai kapten oleh sebagian besar fans The Reds pada tahun 2019.

Namun Klopp saat itu mengatakan belum bisa menunjuk Van Dijk sebagai kapten. Dulu, penunjukan Henderson dan Milner adalah kesepakatan yang dibuat oleh pelatih terdahulu dan fans. Menurut Klopp, Liverpool belum merasa perlu mengubah kesepakatan tersebut. Ia tak mau membuat gaduh kondisi tim hanya gara-gara mengganti ban kapten.

Akhirnya sampailah di tahun 2023. Henderson dan Milner akhirnya memilih cabut dari Anfield. Terjadilah kekosongan kapten dan wakil kapten di Liverpool. Di sinilah peran Klopp banyak dinanti. Siapa yang akan ditunjuk Klopp? Apakah ia akan menunjuk orang Inggris?

Ya, Klopp akhirnya berani memilih Van Dijk sebagai kapten. Ia malah menempatkan pemain Inggris, Trent-Alexander Arnold sebagai wakil kapten. Van Dijk kini setara dengan Sami Hyypia, bek di luar Inggris yang pernah jadi kapten Liverpool. Alih-alih protes karena kapten Liverpool kini bukan orang Inggris, fans Liverpool malah dengan senang hati mendukung keputusan Klopp tersebut.

Kebanggaan Van Dijk

Van Dijk dinilai oleh fans sudah tepat dijadikan kapten. Ketenangan dan jiwa leadership-nya sudah dianggap matang. Ia juga sudah dinanti-nanti banyak fans The Reds mengenakan ban kapten itu secara permanen. Bukan lagi seperti sebelum-sebelumnya yang pernah jadi kapten sementara ketika Henderson dan Milner absen.

Senang bukan kepalang Van Dijk musim ini. Ia sumringah sejak pramusim lalu di Singapura. Lewat wawancara di Singapura ia mengungkapkan kebahagiaannya tiada tara. Pemain kelahiran Breda tersebut juga mengatakan bahwa ia akan mengupayakan segala kemampuannya sebagai kapten Liverpool agar semua orang bangga memiliki kapten seperti dirinya.

Tentu tak mudah bagi Van Dijk mengemban beban berat ini. Ketika ditanya apa tantangan sebagai kapten Liverpool, sang kapten itu menjawab, “Banyak dan berat”. Maka dari itu, agar menjadi ringan ia akan melakukan beberapa hal baru di Liverpool. Di antaranya adalah mengubah kebiasaan para pemain sebelum laga.

Aturan Baru Van Dijk

Ketika hari-hari pertama Van Dijk menjadi kapten, ia langsung menerapkan aturan baru yang dilakukan pra pertandingan. Jadi, Van Dijk meminta agar para pemain Liverpool sehari sebelum laga berkumpul dan saling ngerumpi. Entah dengan dibalut acara makan-makan atau lainnya. Yang diomongkan bebas. Menggunjing teman atau pacar orang boleh. Ghibahin tetangganya juga boleh.

Ya, itu terlihat sepele dan aneh. Namun menurut Van Dijk, dengan adanya aturan tersebut suasana cair antar pemain jelang laga akan terjaga. Tak ada masalah dan unek-unek lagi yang dipendam ketika di lapangan hijau. Dari situ Van Dijk sebagai pemimpin bisa tahu mana saja pemain yang sedang ada masalah.

Ternyata aturan tersebut pernah Van Dijk rasakan ketika membela Celtic. Ia ketika di Celtic sangat senang dan menikmati metode tersebut. Tak sia-sia ia meniru metode tersebut di Liverpool. Van Dijk mendapat respons positif dari Klopp dan manajemen. Dengan metodenya itu, Van Dijk dinilai Klopp sebagai kapten yang cerdas.

Sempat Dipertanyakan

Namun pujian Klopp tersebut sempat diragukan di awal musim ini. Karena baru di tiga laga awal Liga Inggris, ban kapten yang berada di lengan Van Dijk itu sudah mulai dipertanyakan kepantasannya oleh publik Inggris.

Sang kapten baru tersebut sudah membuat ulah di laga pekan ketiga melawan Newcastle di St James Park. Ia menerima kartu merah di menit awal laga. Sikapnya ketika protes dan memaki-maki wasit membuat kapasitasnya sebagai pemimpin di lapangan diragukan.

Van Dijk memaki-maki wasit John Brooks saat itu. Ia tak terima terkena kartu merah. Bek 32 tahun itu juga sempat memaki-maki wasit keempat Craig Pawson saat keluar lapangan. Akibat ulahnya tersebut, sampai-sampai Van Dijk hampir dihukum berat oleh FA.

Sikap Van Dijk tersebut membuatnya terkena banyak cibiran. Salah satunya oleh Rio Ferdinand. Mantan bek MU tersebut sempat bilang bahwa Van Dijk itu memang pemain hebat, namun ia adalah kapten yang buruk.

Pengaruh Van Dijk

Namun pasca kejadian itu, bek bertinggi 1,93 meter ini mampu introspeksi diri. Mungkin kemarin ia lupa bahwa dirinya sekarang adalah kapten tim. Bagaimanapun apa yang dilakukan olehnya di lapangan punya pengaruh bagi para pemain lainnya. Terutama bagi para pemain muda.

Van Dijk akhirnya sadar diri. Pasca menjalani skorsing, ia perlahan belajar bagaimana cara menjadi kapten yang baik. Ia tak mau para pemain muda Liverpool yang baru tumbuh punya sikap yang tak baik.

Musim ini, di tengah bek Liverpool yang silih berganti cedera, Van Dijk bisa tetap berdiri tegak mengawal lini belakang The Reds. Ia juga mampu membimbing bek muda seperti Bradley maupun Quansah yang silih berganti bermain dengannya.

Ketika laga melawan Luton di Liga Inggris, dan Chelsea di Final Carabao Cup kita melihat betapa berpengaruhnya bek Belanda itu sebagai kapten. Cara menyemangati pemain yang dilakukan Van Dijk tidak dengan omongan saja, namun dengan aksi nyata.

Golnya sebagai penyama kedudukan ketika menang melawan Luton 1-4, menjadi cambuk ampuh untuk membakar semangat comeback para pemain Liverpool. Lalu ketika final Carabao Cup melawan Chelsea. Selain golnya yang sangat penting, kepemimpinannya mengawal para bocil akademi yang tampil seperti Jarell Quansah, Bobby Clark, James McConnell, maupun Jaydens Danns patut diacungi jempol.

Trofi Pertama Sebagai Kapten

Para bocil tersebut sangat berterima kasih kepada Van Dijk. Van Dijk juga tak lupa mengucapkan terima kasih balik atas performa yang tak kenal menyerah dari para pemain muda tersebut. Menurut Van Dijk perjuangan mereka sangat luar biasa.

Van Dijk terharu. Ia akhirnya bisa meraih gelar pertamanya sebagai kapten resmi tim. Meskipun hanya gelar Carabao Cup, momen ini tak akan terlupakan baginya. Ini menjadi sejarah bagi kariernya.

Apalagi ia akan ditinggal Klopp di akhir musim nanti. Sebagai kapten ia juga bertanggung jawab kepada tim untuk memberikan kado manis bagi Jurgen Klopp di akhir musim. Carabao Cup sudah. Namun apakah semuanya mampu diangkat oleh tangan Van Dijk?

https://youtu.be/M32jXCDbfQs

Sumber Referensi : liverpoolfc.com, fotmob, goal, mirror, skysports, telegraph, eurosport

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru