AFC Asian Cup atau yang lazim kita sebut sebagai Piala Asia adalah turnamen sepak bola terakbar di Benua Kuning. Tak banyak yang menyadari kalau Piala Asia adalah turnamen sepak bola kontinental tertua kedua di dunia setelah Copa America.
Piala Asia pertama kali digelar pada 1956 dan terus diadakan tiap empat tahun sekali, kecuali pada edisi 2007 agar tidak bertabrakan dengan Olimpiade dan Piala Eropa. Pada awalnya, Piala Asia hanya diikuti empat negara, lalu jumlahnya berangsur meningkat. Format kompetisi pun ikut berkembang dan sejak edisi 2019, Piala Asia diikuti oleh 24 negara AFC yang terbagi dalam 6 grup.
Total, dari 47 member AFC, sudah 34 negara yang pernah mengikuti Piala Asia. Namun, baru 8 negara yang pernah keluar sebagai juara Asia. Mereka adalah Jepang, Arab Saudi, Iran, Korea Selatan, Kuwait, Australia, Irak, dan Qatar.
Sama halnya dengan klub sepak bola yang memiliki julukan, 8 negara juara Piala Asia juga memiliki julukannya masing-masing. Dalam kesempatan kali ini, starting eleven akan membahas asal usul julukan unik dari 8 negara yang pernah menjadi Juara Asia.
Daftar Isi
Jepang – Samurai Blue
Kita mulai dari pengoleksi gelar juara Piala Asia terbanyak, Jepang. Sejak kali pertama ikut serta pada edisi 1988, timnas Jepang sudah empat kali keluar sebagai juara di edisi 1992, 2000, 2004, dan 2011.
Sudah bukan rahasia lagi kalau timnas Jepang punya julukan “Samurai Blue” alias “Samurai Biru”. Julukan tersebut sebenarnya sudah lama dipakai timnas Jepang, tetapi baru secara resmi dipatenkan oleh Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) pada 19 Oktober 2009.
Kata “Samurai” diambil dari nama prajurit atau elite militer Jepang di abad pertengahan. Samurai juga dikenal sebagai salah satu identitas internasional Jepang. Sementara “Blue” atau “biru” adalah warna tim nasional Jepang.
Konon, warna biru pada jersey utama Jepang terinspirasi dari seragam tim sepak bola Jepang yang berhasil menjuarai Turnamen Sepakbola Asia Timur sebanyak 8 kali beruntun pada tahun 1930 dengan seragam warna biru. Laporan lain menyebut kalau warna biru mewakili birunya langit dan lautan yang merupakan lambang wilayah Jepang. Warna biru juga dianggap sebagai warna keberuntungan, sebab ketika jersey utama Jepang berganti warna menjadi merah atau putih sesuai bendera nasionalnya, mereka lebih banyak sial.
Mengutip dari situs resmi JFA, “Samurai Blue” dapat dikonotasikan sebagai bertarung dengan bangga, fair play, dan keinginan kuat untuk menang.
Arab Saudi – The Green Falcons
Berikutnya, di urutan kedua ada Arab Saudi yang sudah tiga kali menjuarai Piala Asia, masing-masing di edisi 1984, 1988, dan 1996. Sesuai dengan warna jersey dan bendera mereka, timnas Arab Saudi dijuluki “al-‘Akhḍar” yang berarti hijau. Namun, julukan yang paling melekat adalah “Al-Suqour Al-Khodhur” alias “The Green Falcons”.
Burung falcon memang sangat identik dengan Arab Saudi. Dahulu, suku Badui di Jazirah Arab menggunakan burung falcon untuk berburu. Kini, falconry, salah satu jenis olahraga tertua di dunia yang memanfaatkan burung falcon untuk berburu telah menjadi warisan, tradisi, serta budaya dari Arab Saudi.
Memiliki falcon sudah menjadi hobi di Arab Saudi. Bahkan, falconry disebut pula sebagai olahraganya para raja di sana. Maka, memiliki burung falcon juga merupakan kebanggan dan penegas status sosial di Arab Saudi. Falcon sendiri merupakan jenis burung pemangsa dan pemburu hebat yang langsung menukik tajam untuk menerkam mangsanya.
Tradisi, budaya, dan filosofi dari burung falcon inilah yang jadi sebab mengapa burung falcon jadi lambang dari Federasi Sepak Bola Arab Saudi sekaligus menjadi inspirasi bagi timnas Arab Saudi untuk menjuluki dirinya “The Green Falcons”.
Iran – Team Melli
Berikutnya, di urutan ketiga ada Iran. Iran pertama kali ikut Piala Asia di edisi 1968 dan langsung menjadi juara. Mereka berhasil mengulang pencapaian tersebut di dua edisi berikutnya untuk mengklaim 3 gelar Piala Asia secara beruntun. Setelah itu, Iran belum lagi mampu mencapai partai final.
Timnas Iran punya beberapa julukan. Yang paling populer dan lazim dipakai adalah “Team Melli” yang dalam bahasa Persia berarti tim nasional. Selain julukan tersebut, Iran pernah mendapat julukan “Persian Stars” di Piala Dunia 2006, serta “The Lions of Persia” dan “Princes of Persia” di Piala Asia 2011. Sementara di Piala Dunia 2014, Iran pernah mendapat julukan “Youzpalangan” yang berarti “Cheetah” karena kehadiran Cheetah Putih dalam jersey mereka. Hewan tersebut juga menjadi maskot dari timnas Iran.
Korea Selatan – Taegeuk Warriors
Berikutnya, di urutan keempat ada Korea Selatan. Negara yang kini terkenal akan K-Pop dan K-Drama ini adalah salah satu founding fathers Piala Asia. Dari 18 edisi Piala Asia, Korea Selatan tercatat 3 kali absen di edisi 1968, 1976, dan 1992, serta dua kali menjadi Juara Asia di dua edisi pembuka di tahun 1956 dan 1960.
Tak seperti tiga negara yang sudah kami bahas sebelumnya, tim nasional Korea Selatan memiliki julukan yang begitu sarat akan makna filosofis. “Taegeuk Warriors”, begitulah timnas Negeri Ginseng menjuluki dirinya.
“Taegeuk” merupakan lingkaran merah dan biru yang terdapat pada bagian tengah bendera nasional Korea Selatan yang bernama “Taegeukgi”. Lingkaran berwarna merah melambangkan kekuatan ‘yang’ atau kekuatan kosmik positif. Sedangkan lingkaran berwarna biru melambangkan kekuatan ‘yin’ atau kekuatan kosmik negatif.
Dalam tradisi Korea Selatan, “Taegeuk” merupakan lambang keseimbangan alam semesta. “Taegeuk” dalam bendera “Taegeukgi” juga merupakan lambang dari rakyat Korea Selatan.
Selain “Taegeuk Warriors”, timnas Korea Selatan juga dijuluki “Tigers of Asia” karena Asosiasi Sepak Bola Korea yang memakai Macan sebagai lambangnya. Sementara itu, oleh beberapa fans dan media, timnas Korea Selatan juga dijuluki “The Reds” karena jersey utamanya yang berwarna merah. Sedangkan “Bulgeun Angma” alias “The Red Devils” menjadi nama resmi dari kelompok pendukung tim nasional Korea Selatan.
Kuwait – Al-Azraq
Selanjutnya, di urutan kelima ada Kuwait. Sepak bola dari negara yang kaya akan cadangan minyak dan gas alam ini memang sudah lama tak terdengar. Penyebabnya, Kuwait pernah dibebukan oleh FIFA di tahun 2007 dan 2008.
Lalu, pada tahun 2015, sepak bola Kuwait kembali dibebukan untuk ketiga kalinya hingga dicabut pada 2017. Hal inilah yang membuat kekuatan mereka perlahan menurun hingga didiskualifikasi dari Piala Asia 2019 dan gagal lolos di edisi 2023.
Akan tetapi, Kuwait dulunya merupakan salah satu kekuatan utama sepak bola Asia di era 70-an hingga 2000-an. Buktinya, timnas Kuwait pernah berlaga di Piala Dunia 1982 dan menjadi jawara Piala Asia 1980.
Julukan dari timnas Kuwait sendiri adalah “Al-Azraq” yang berarti “Biru”. Tak banyak sumber informasi mengapa Kuwait yang bendera nasionalnya sendiri tak mengandung warna biru dijuluki “Al-Azraq” selain karena jersey kandang mereka yang berwarna biru.
Namun konon kabarnya, warna tersebut merupakan representasi dari birunya lautan. Kuwait memang negara yang punya sejarah panjang akan pelayaran dan perburuan mutiara.
Australia – Socceroos
Kita tinggalkan Kuwait dengan julukannya yang masih menyisakan teka-teki. Di urutan keenam ada negara yang menghianati Oceania untuk bergabung ke Asia. Siapa lagi kalau bukan Australia.
Australia adalah salah satu pendiri Konfederasi Sepak Bola Oseania (OFC). Namun, setelah 40 tahun, Australia keluar dan bergabung ke AFC pada tahun 2006 agar lebih mudah lolos ke Piala Dunia. Sejak pertama kali ikut Piala Asia pada edisi 2007, Australia berhasil sekali menyabet predikat Juara Asia pada edisi 2015 yang digelar di kandangnya sendiri.
Julukan dari timnas Australia sendiri adalah “Socceroos”. Tidak ada arti dalam kata tersebut, sebab “Socceroos” merupakan akronim dari dua kata, yakni “Soccer” dan “Kangaroo”. Sudah menjadi barang yang lazim di sana untuk menggabungkan nama olahraga dengan hewan Kanguru sebagai simbol Australia.
Julukan “Socceroos” sendiri pertama kali didengungkan oleh seorang jurnalis asal Sydney, Tony Horstead pada tahun 1967. Sejak pertama kali dipakai, banyak media dan fans yang tidak suka dengan julukan tersebut. Oleh beberapa media, julukan “Socceroos” bahkan masuk dalam daftar julukan terburuk di dunia. Namun, hingga hari ini, julukan tersebut masih tetap dipertahankan.
Irak – Lions of Mesopotamia
Beralih ke urutan nomor 7. Ada Irak yang sukses menciptakan salah satu kisah underdog terbaik dalam sejarah sepak bola ketika berhasil menjuarai Piala Asia 2007. Terinspirasi dari sejarah negaranya di masa lalu, tim nasional Irak dikenal luas dengan julukan “Usood al-Rafidayn” alias “Lions of Mesopotamia”.
Sebagian besar wilayah Irak yang berada di Asia Barat diyakini merupakan bekas wilayah Mesopotamia yang dulu terletak di antara dua sungai besar, yakni Sungai Eufrat dan Tigris. Mesopotamia sendiri merupakan salah satu peradaban tertua di dunia. Dalam peradaban Mesopotamia, singa menjadi hewan sekaligus simbol yang penting.
Meskipun singa di Irak sudah dinyatakan punah akibat perburuan pada tahun 1918, tetapi raja hutan tersebut punya tempat spesial dalam peradaban Mesopotamia dan dianggap sebagai simbol dari kekuatan dan ketangguhan. Itulah mengapa “Lions of Mespotomia” diadopsi menjadi julukan bagi timnas Irak.
Qatar – Al-Annabi
Terakhir, di urutan kedelapan ada Qatar. Negara ini sangat mencuri perhatian di Piala Asia edisi 2019. Sejak pertama kali ikut pada edisi 1980, Qatar kerap terhenti di fase grup dan prestasi terbaik mereka cuma sampai perempat final. Namun, pada kesempatan pertama menembus partai final, Qatar sukses mengalahkan raja Asia, Jepang, untuk mengklaim trofi Piala Asia 2019.
Mirip dengan Kuwait, timnas Qatar menjuluki dirinya sesuai dengan jersey utama mereka. Julukan timnas Qatar adalah “Al-Annabi” alias “The Maroons”. Warna merah marun juga merupakan salah satu warna yang terdapat pada bendera Qatar.
Itulah julukan dari 8 juara Piala Asia beserta asal usulnya yang unik. Sebetulnya, masih ada satu mantan juara Asia yang belum kami bahas. Namun, tim yang menjuarai Piala Asia 1964 itu sudah ditendang dari AFC pada tahun 1974. Apalagi, mereka adalah penjajah dan pelaku genosida. Jadi, untuk apa membahas mereka? Benar kan, football lovers?
Referensi: JFA, Goal, Adelaide Now, Youm7, Asiasociety, ArabNews, Si, Top End.