Arthur Melo: Pemain Sampah yang Menemukan Kenyamanan di Fiorentina

spot_img

Para penggemar Liverpool akan mencak-mencak mendengar kabar kalau Arthur Melo, pemain yang dulu hanya cengar-cengir di tempat perawatan, diklaim sebagai gelandang terbaik Serie A. Hah, gelandang terbaik dari mananya? Bukankah di Juventus saja dia tidak terpakai?

Adalah agennya sendiri, Federico Pastorello yang mengatakan kalau Arthur gelandang terbaik Serie A saat ini. Arthur, kata dia, sudah keluar dari masa-masa buruk.

Arthur berubah dari pemain yang dulunya hanya serep, bahkan pemain sampah, menjadi benar-benar gelandang yang mengeluarkan kemampuan terbaiknya bukan di Barcelona, Juventus, apalagi Liverpool, melainkan di Fiorentina.

Sejak Awal Sudah Merupakan Pemain Berbakat

Sebelum nyasar ke Fiorentina, Arthur telah dilacak oleh pemandu bakat Barcelona. Tim Catalan itu meyakini pemuda kelahiran Goias, Brasil ini adalah bakat yang perlu untuk dibina. Barangkali suatu saat menjadi aset yang berharga bagi tim.

Manajemen pun bergerak cepat untuk mengamankan jasa Arthur. Tahun 2018 ia diboyong dari Gremio ke Camp Nou. Tak sepele, Barcelona mengeluarkan duit 31 juta euro (Rp529,8 miliar) untuk memboyongnya. Hanya butuh sebuah pertandingan pra-musim melawan Tottenham Hotspur, potensi Arthur langsung terlihat.

Ketenangannya mengingatkan kita pada Xavi Hernandez. Di laga itu, Arthur bahkan sudah mencetak gol debutnya bersama Los Cules. Sayangnya, Arthur tidak menikmati masanya di Barcelona. Terlebih sejak pergantian pelatih dari Ernesto Valverde ke Enrique Setien Solar.

Ditukar dengan Pjanic

Di tangan Quique Setien, Arthur jarang dipakai. Masalahnya tidak hanya itu. Banyak isu tak sedap menerpa Arthur. Seperti misalnya, ia dituduh sering keluar pada malam hari. Arthur juga beberapa kali cedera.

Akumulasi masalah-masalah itu mendorong klub untuk melepas Arthur. Walaupun sang pemain ngotot ingin bertahan, tapi klub ingin ia pergi ke Juventus. Sebab, ada tawaran menarik dari Si Nyonya Tua.

Tahun 2020 Juventus ingin menukar Arthur Melo dengan Miralem Pjanic. Untuk mewujudkan itu, pihak La Vecchia Signora memasukkan tambahan fulus senilai 10 juta euro (Rp170,9 miliar). Barcelona pun akhirnya menukar gelandang masa depannya itu dengan Pjanic.

Dari segi ekonomi, sangat menguntungkan buat Barcelona yang selalu mecicil soal duit. Namun, dari sudut pandang sepak bola, Barcelona rugi. Sebab, mereka menukar gelandang potensial dengan pemain bangkotan yang bahkan, di Juventus bukan lagi pilihan utama. Kelak ini menjadi salah satu pertukaran pemain paling aneh di jagad sepak bola.

Kesulitan di Juventus

Mirisnya, bukan cuma Pjanic yang kesulitan menyesuaikan tempo permainan Blaugrana, tapi Arthur pun demikian. Sejak bergabung ke Juventus, Arthur sudah kecelik. Awalnya, ia pikir akan dilatih oleh Maurizio Sarri. Mengingat sang pelatihlah yang mendatangkannya dari Barcelona.

Namun, usai ia datang ke Turin, justru pelatih eksentrik itu dipecat dan tak sempat menanganinya. Arthur menjalani musim pertamanya di Juventus bersama allenatore baru, Andrea Pirlo. Pirlo dulunya memang seorang gelandang.

Akan tetapi, itu tidak menjamin bahwa Arthur akan mudah saja dilatihnya. Justru Pirlo terbilang jarang memberikannya kesempatan. Peraih Piala Dunia 2006 itu hanya 19 kali menjadikan Arthur starter dari 32 keseluruhan penampilannya.

Harapan muncul lagi di musim keduanya di Juventus. Massimiliano Allegri yang pernah meraih kesuksesan bersama Si Nyonya Tua pulang untuk menggantikan Andrea Pirlo. Namun, keinginan Arthur untuk terus bermain bersama Juventus sulit terwujudkan.

Alih-alih lebih sering diturunkan, di tangan Allegri, Arthur malah makin lengket dengan bangku cadangan. Allegri cuma 16 kali menjadikan Arthur starter dari 31 penampilannya. Lagian, dalam kurun dua musim bersama Juventus itu pula, Arthur sering berkarib cedera. Hal itulah yang membuatnya kesulitan memperoleh jatah bermain.

Dipinjam Liverpool

Di titik itulah, Arthur menjadi pemain yang terbuang. Cedera menghambatnya. Ketika siap untuk bermain, penampilan Arthur mengecewakan. Namun, Arthur yang berada di titik nadir, justru mendapat tawaran dari Liverpool.

Sebelum memulai musim 2022/23 lalu, Jurgen Klopp bersikukuh menaruh kepercayaan kepada para pemain yang tersedia saja. Namun, badai cedera menghantam The Reds jelang musim bergulir. Hal itu diperparah dengan performa Liverpool yang mulai melemah.

Curtis Jones, Thiago, Naby Keita, dan Alex Oxlade-Chamberlain dipertanyakan kebugarannya. Sementara itu, Jordan Henderson berjalan tertatih-tatih saat melawan Newcastle pada 31 Agustus. Ia mengalami cedera hamstring. Klopp pun terdesak. Rencananya berantakan. Pihak Liverpool mulai memikirkan solusi alternatif dan cepat untuk menambal kelemahan di lini tengah.

Masalahnya, batas akhir jendela transfer beberapa jam lagi. Tidak banyak pemain tersedia yang masih bisa dipinjam oleh Liverpool. Di malam yang dipenuhi kepanikan itu, Julian Ward, direktur olahraga Liverpool menelepon Federico Pastorello, menanyakan kesediaan Arthur Melo.

Arthur merasa cocok dengan ide dan visi Liverpool dan Jurgen Klopp. Kesepakatan pun terjalin. Ia dipinjam Liverpool dengan biaya 4,5 juta euro (Rp76,9 miliar) untuk satu tahun. Terdapat pula opsi permanen seharga 37,5 juta euro (Rp642 miliar). Namun, apa yang terjadi?

Hanya Terlunta-lunta di Liverpool

Bukannya menjadi alternatif di tengah krisis cedera yang melanda lini tengah Liverpool, Arthur justru ikut-ikutan cedera. Di sesi latihan, Arthur mengalami cedera. Cederanya bahkan menjadi salah satu yang terparah di antara para pemain Liverpool lain yang sebelumnya cedera.

Sang pemain menderita cedera otot paha dan harus absen setidaknya sampai awal tahun 2023. Sebelum cedera menimpanya, Arthur juga baru turun sekali di tim senior Liverpool, yaitu ketika dikalahkan 1-4 oleh Napoli di Liga Champions. Itu pun ia hanya bermain selama 13 menit saja.

Setelah itu Arthur beneran tak terpakai di Liverpool. Ia bahkan dibuang Jurgen Klopp ke tim Liverpool 2. Sejak awal, Arthur memang tidak disukai oleh penggemar The Reds. Bahkan perekrutan Arthur ini dianggap panic buying dari Jurgen Klopp dan sebuah keputusan yang tidak perlu diulangi lagi. Hal itu terbukti dengan penampilannya di Liverpool yang buruk saja belum.

Merapat ke Fiorentina

Tak mau lama-lama memelihara pemain pesakitan kayak Arthur, Liverpool segera memulangkannya ke Juventus di akhir musim. Tapi Juve sama sekali tak sudi memakai Arthur lagi. Alhasil, ia pun kembali dipinjamkan ke klub lain. Kali ini ke sesama tim Serie A.

Kebetulan Fiorentina memerlukan gelandang baru, setelah Sofyan Amrabat dicomot Manchester United. Alessandro Bianco juga dipinjamkan ke Reggina. Hanya menyisakan Rolando Mandragora, Castrovilli, dan mungkin Bonaventura, Fiorentina masih membutuhkan amunisi baru di lini tengah.

Opsi yang muncul adalah meminjam Arthur dari Juventus. Tentu karena buruknya reputasi Arthur, rencana ini ditentang oleh penggemar La Viola. Namun, Arthur ternyata diminati betul oleh Vincenzo Italiano.

Sang pelatih mendorong terus Fiorentina agar Arthur berada dalam genggamannya. Arthur pun berhasil dipinjam Fiorentina dengan biaya peminjaman cuma 2 juta euro saja (Rp34,1 miliar).

Moncer di Fiorentina

Dengan dua juta euro, Fiorentina mendapat servis mewah dari Arthur. Sang pemain tiba-tiba bermain bagus setelah berkali-kali diremehkan. Arthur menjawab kepercayaan Italiano dengan penampilan impresifnya sebagai jenderal lapangan tengah.

Tak seperti di tim-tim sebelumnya, di Fiorentina, Arthur kerap diturunkan. Sejauh ini saja, sudah 21 kaps di Serie A sudah ia jalani. Entah Arthur yang lupa kalau dia pemain buruk, atau Vincenzo Italiano yang berhasil mengorbitkan lagi kepercayaan diri dan potensinya.

Arthur tak hanya turun bermain, tapi juga memberi pengaruh. Sang pemain aktif mengumpan. Itu dibuktikan dengan jumlah umpan suksesnya yang mencapai 922 di Serie A musim ini. Arthur juga tangkas bertahan, yang dibuktikan dengan persentase kemenangan duelnya yang mencapai 63,3%.

Sang pemain memang belum cetak gol dan baru mengemas satu asis di Serie A. Tapi Arthur telah melahirkan 26 penciptaan peluang. Tarian Arthur di lini tengah bahkan menghidupkan lagi permainan La Viola. Lihatlah di papan atas Serie A, La Viola bersaing dengan Atalanta dan AS Roma untuk memperebutkan satu tempat di Liga Champions.

Penampilan apiknya bikin Juve ingin memulangkan Arthur secepatnya. Meski punya opsi mempermanenkannya, tapi Fiorentina akan sulit melakukannya, mengingat gajinya yang lumayan tinggi. Lagian, hati Arthur juga masih terikat pada Juventus, kendati kini ia hanya akan fokus pada Fiorentina hingga musim berakhir.

Sumber: VivaGoal, Violanation, TeamTalk, FootItalia, JuveFC, TribalFootball, ESPN

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru