Jika ada tim sepakbola yang perlu dikasihani, mungkin itu adalah Chelsea. Cukup sulit untuk menggambarkan klub asal London yang satu ini. Meski sudah mengeluarkan ratusan juta euro, Chelsea tetap saja belum menemukan tujuan hidup yang jelas.
Padahal beberapa tahun lalu Chelsea pernah mematri namanya sebagai sang juara Eropa. The Blues tercatat pernah menjuarai Liga Champions pada tahun 2021. Sayangnya, dalam waktu kurang dari tiga tahun, punggawa dari generasi emas Chelsea itu sudah hengkang dan memilih jalan karir sendiri-sendiri. Lantas, apa kabar pemain-pemain tersebut sekarang?
Daftar Isi
Edouard Mendy
Dari posisi penjaga gawang, Edouard Mendy jadi pilihan utama di skuad Thomas Tuchel kala itu. Mendy didatangkan dengan tujuan untuk menggantikan Kepa Arrizabalaga yang mengalami penurunan drastis. Kedatangannya begitu membantu Chelsea untuk tidak kebobolan lebih banyak gol setiap pekannya.
Usai membantu Chelsea menjuarai Liga Champions tahun 2021, kiper asal Senegal itu masih bertahan di Stamford Bridge selama dua tahun lagi. Namun, di akhir musim 2022/23, performanya menurun. Cedera bahu disinyalir jadi penyebab utamanya. Oleh karena itu, Chelsea akhirnya melepas sang pemain ke Al-Ahli pada awal musim 2023/24.
Cesar Azpilicueta
Di posisi bek tengah bagian kanan, ada Cesar Azpilicueta. Kedatangan Thomas Tuchel di pertengahan musim membuat Azpilicueta mampu membangkitkan kembali karirnya. Keberadaan Azpi baik di lapangan maupun ruang ganti membuat lini bertahan semakin solid.
Setelah musim 2020/21, Azpi masih jadi andalan Chelsea hingga dua tahun ke depan. Pergantian pelatih dari Tuchel menuju Graham Potter pada musim 2022/23 membuat Azpi kembali terpinggirkan. Hijrah ke Atletico Madrid pada musim panas 2023 akhirnya dilakukan oleh sang pemain. Sayang, Azpi tetap tak mendapat menit bermain yang cukup di Spanyol.
Thiago Silva
Selain Cesar Azpilicueta, ada satu lagi pemain senior yang mengawal pertahanan Chelsea di Liga Champions musim 2020/21. Dia adalah Thiago Silva. Pemain asal Brazil ini menua layaknya wine. Makin tua malah makin terlihat mahal dan berkelas. Itu dibuktikan dengan performa konsisten meski usianya sudah hampir 40 tahun.
Usai membantu The Blues menjuarai Liga Champions 2020/21, Silva masih bertahan di klub sampai sekarang. Kedewasaan dan kepemimpinannya begitu penting bagi regenerasi skuad yang sedang dilakukan oleh Chelsea. Di musim 2023/24, Silva sudah mengemas 26 caps di semua kompetisi untuk Chelsea.
Antonio Rudiger
Sebagai tandem Thiago Silva, ada Antonio Rudiger. Pemain yang memiliki gaya lari unik ini hampir tak tergantikan di pertandingan Liga Champions 2020/21. Tercatat, bek asal Jerman ini hanya dua kali absen dari 13 laga yang dimainkan Chelsea. Sebagai bek, ia tak berkontribusi banyak dalam urusan mencetak gol. Namun, delapan clean sheets Chelsea di Liga Champions musim itu adalah hasil kerja kerasnya.
Pasca meraih gelar UCL pertamanya, Rudiger sepakat untuk mengakhiri kerjasamanya dengan Chelsea pada Juni 2022. Ia memilih untuk meningkatkan level permainannya dengan bergabung Real Madrid. Di Santiago Bernabeu, Rudiger jadi bagian penting lini bertahan El Real hingga sekarang.
Reece James
Di posisi bek sayap ada Reece James. Thomas Tuchel mengandalkan pemain yang satu ini dalam urusan menyerang dan transisi. James memiliki kecepatan untuk menusuk dan umpan silang yang berkualitas. Di ajang Liga Champions 2020/21, James tercatat tampil sebanyak sepuluh kali dan mencatatkan satu assist.
Setelah mengakhiri musim dengan trofi Liga Champions, James masih setia dengan Chelsea hingga sekarang. Bahkan ia dianugerahi ban kapten musim ini. Sayang, cedera kambuhan di bagian lutut menghambat perkembangan James. Ia lebih sering berbaring di ruang perawatan ketimbang tampil di bersama Chelsea.
Jorginho
Warisan dari Maurizio Sarri itu tetap mengemban peran penting di lini tengah Chelsea musim 2020/21. Ketenangan dan kepiawaian Jorginho dalam distribusi bola sangat berguna bagi taktik permainan Thomas Tuchel. Jorginho bisa dibilang jadi otak permainan. Karena ialah yang menentukan ke mana bola mau dialirkan.
Jorginho mencatatkan 12 penampilan di Liga Champions 2020/21. Setelah menjuarai Liga Champions musim tersebut, ia memutuskan untuk stay di Chelsea sampai tahun 2022. Kendati demikian, di era Graham Potter Jorginho bukan pilihan utama lagi. Ia pun membelot ke Arsenal. Tetapi keputusan itu tak berakhir bagus bagi Jorginho. Di Emirates Stadium, ia hanya jadi cadangan Declan Rice.
N’Golo Kante
Sebagai partner Jorginho di lini tengah ada N’golo Kante.Pemain yang memiliki kehidupan sederhana ini tak bisa dilepaskan dari posisi gelandang tengah Chelsea. Meski tak melewatkan satu pertandingan pun di Liga Champions 2020/21, menit bermain Kante tak selalu penuh selama 90 menit. Masalah kebugaran disinyalir jadi penyebab utama.
Menjadi bagian penting kala Chelsea menjuarai Liga Champions musim tersebut, Kante masih bertahan di Chelsea selama dua musim. Namun, di musim terakhirnya Kante sering diganggu cedera. Tak heran kalau dirinya cuma mencatatkan tujuh pertandingan di musim 2022/23. Di akhir musim, Kante memutuskan untuk menerima pinangan dari klub Arab Saudi, Al-Ittihad. Kini, Kante hidup bahagia dengan lingkungan yang kental akan budaya Islam.
Ben Chilwell
Di posisi yang berlawanan dengan Reece James, ada Ben Chilwell. Sama halnya dengan Reece James, Chelsea begitu mengandalkan kemampuan transisi dan naluri menyerang yang dimiliki Chilwell. Itu dibuktikan dengan statistiknya. Meski berposisi bek sayap, satu gol mampu dicatatkan sang pemain di Liga Champions musim 2020/21.
Chilwell merupakan salah satu dari sedikit pemain yang masih bertahan di Chelsea hingga sekarang. Meski baru bergabung dengan klub pada tahun 2020, Chilwell sesekali dipercaya sebagai kapten cadangan oleh Mauricio Pochettino. Sayang, ia bernasib sama dengan Reece James. Chilwell sering diganggu cedera. Pada Januari kemarin, ia bahkan baru saja pulih dari cedera hamstring
Mason Mount
Sebelum musim 2020/21, Mason Mount memang lebih sering dipinjamkan. Namun, setelah Frank Lampard mengambil alih, Mount mendapat banyak menit bermain di skuad utama Chelsea. Hal itu pun dilihat sebagai suatu hal positif oleh Thomas Tuchel yang menggantikan Lampard di pertengahan musim 2020/21.
Tampil sebelas kali di Liga Champions musim 2020/21, Mount mencatatkan dua gol dan dua assist. Salah satu assist-nya bahkan diciptakan di partai puncak kala menghadapi Manchester City. Setelah bertahan selama dua musim, Mount jadi salah satu pemain yang dijual oleh rezim Todd Boehly. Itu cukup mengejutkan karena Mount dilepas ke Manchester United. Karena mungkin terlalu identik dengan Chelsea, ia pun kesulitan di MU.
Kai Havertz
Kurang afdol apabila kita tak menyebut Kai Havertz sebagai bagian penting dari generasi emas Chelsea yang menjuarai Liga Champions 2020/21. Kai memang berstatus sebagai pemain yang baru didatangkan musim itu, tapi ia langsung menjadi andalan di lini depan The Blues.
Menjalani musim yang tak begitu spesial, Kai Havertz justru jadi pahlawan di Liga Champions 2020/21. Satu-satunya gol yang dicetak Kai di turnamen itu tercipta di laga final melawan Manchester City. Dikenal sebagai pahlawan, Kai justru dilego ke Arsenal musim panas kemarin. Sempat diremehkan, kini ia mulai menunjukan progres positif di Arsenal.
Timo Werner
Meski dicap sebagai pembelian gagal, Timo Werner tampil cukup oke di Liga Champions 2020/21. Dari 12 penampilan, ia mampu mencatatkan empat gol dan dua assist. Masalah justru mulai muncul di musim berikutnya. Thomas Tuchel merasa kalau gaya bermain Werner tak cocok dengan skema yang diusung. Oleh karena itu, Werner memutuskan kembali ke RB Leipzig di akhir musim 2021/22.
Namun, Warner malah mengalami penurunan performa. Cedera otot adduktor di bagian pinggul membuat werner kehilangan kecepatan dan fleksibilitasnya. Pihak Leipzig pun akhirnya melepas Werner ke Spurs dengan status pinjaman di awal Januari kemarin. Dalam dua pertandingan awal, Werner tampil apik dengan mencatatkan dua assist.
Sumber: Bundesliga, Eurosport, Evening Standard