Legenda Real Madrid, Alfredo di Stefano, tercatat pernah membela tiga tim nasional, yaitu Argentina, Kolombia, dan Spanyol. Hanya sedikit pemain yang menyamai catatan itu, kebanyakan adalah para pemain Uni Soviet yang terpaksa mencari timnas baru setelah negara tersebut bubar.
Namun, adakah pemain yang memperkuat lebih dari tiga timnas?
Well, tiga timnas tak cukup bagi Akhrik Tsveiba. Pemain kelahiran Uni Soviet dicatat sejarah sebagai satu-satunya pemain yang bermain untuk empat (catat: empat) tim berbeda di ajang internasional. Ia tercatat pernah mengabdi untuk Uni Soviet, CIS, Ukraina, dan Rusia.
Sebagai pemain kelahiran Uni Soviet, Tsveiba tak mungkin melewatkan kesempatan membela negara rival Amerika Serikat tersebut. Setelah membela sejumlah klub Soviet seperti Dinamo Sukhumi, Dinamo Tbilisi, hingga Dinamo Kiev, Tsveiba mendapat panggilan timnas Soviet pada 1990.
Dalam sebuah catatan di The Guardian, Tsveiba disebut sebagai “bek tangguh yang menjalani debut di timnas Soviet pada 1990 dan menjadi pilihan reguler hingga 1991, mengoleksi 17 caps dan mencetak sebiji gol.”
Tsveiba turut membantu Soviet lolos ke Euro 1992. Hanya saja, negara raksasa tersebut bubar dan menghadapi perpecahan beberapa bulan sebelum turnamen berlangsung. Karena negara-negara baru belum siap, federasi transisi pun dibentuk. Federasi sementara ini lalu mengirim tim ke Euro 1992 dengan menyandang nama Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (Commonwealth of Independent States/CIS).
CIS praktis menjadi timnas kedua Tsveiba. Tim itu total bermain sepuluh pertandingan resmi pada 1992, dengan Tsveiba mencetak gol pertama tim lalu mencatat tujuh penampilan.
Begitu CIS bubar, Tsveiba sempat memilih Ukraina sebagai timnas berikutnya. Ia sekali mengenakan seragam Ukraina di akhir tahun 1992 saat membela Dinamo Kiev. Ketika masanya bermain di Ukraina habis, ia terbang ke China dan Jepang tanpa pernah membela Ukraina lagi.
Lima tahun ia habiskan tanpa membela timnas. Penantiannya terbayar pada 1997 saat mendapat panggilan dari timnas Rusia. Debutnya d bersama Rusia terjadi pada turnamen Carlsberg Cup saat menghadapi Yugoslavia. Ia menutup lembaran intrenasionalnya di tahun itu juga dengan total mencatat delapan caps bersama negeri Beruang Merah.
Menariknya, karena lahir di Georgia, ia bisa saja membela negara kelahirannya tersebut. Menurut aturan FIFA, ia bisa saja membela negara yang beribukota Tbilisi tersebut. Nyatanya, hingga pensiun, ia tak berkesempatan membela panji Georgia.
Ia terakhir kali bekerja sebagai kepala pembinaan di Dynamo Moscow.