Sudah seperti rahasia umum, kalau perbedaan melatih klub dan timnas bagaikan bumi dan langit. Ada banyak faktor yang buat dua hal ini jadi jauh berbeda. Bisa karena faktor finansial, manajemen yang berbeda, kurangnya waktu latihan bersama, atau tekanan di timnas yang lebih tinggi. Akhirnya banyak pelatih yang sudah sukses di klub, tapi malah gagal total di timnas. Siapa saja mereka? berikut 7 diantaranya.
Daftar Isi
Hansi Flick
Tidak ada yang mempertanyakan kehebatan Hansi Flick saat ia melatih Bayern Munchen. Ia diangkat jadi pelatih Bayern di tahun 2019 untuk menggantikan Niko Kovac. Di bawah bimbingan tangan dinginnya, Bayern jadi tim yang tak tersentuh.
Tak butuh waktu lama baginya untuk mempersembahkan treble winner bagi Bayern, yakni di musim 2019/20. Kemudian juga menjuarai German Super Cup, UEFA Super Cup, dan Piala Dunia antar klub. Membuat gelar treble jadi gelar sextupel yang bersejarah untuk Munchen.
#OTD a year ago, the Hansi Flick era began at Bayern Munich. pic.twitter.com/pTMAH9V2Al
— DW Sports (@dw_sports) November 3, 2020
Di tahun 2021, Hansi Flick dipanggil oleh timnas Jerman untuk menggantikan Joachim Low. Pemanggilan Flick ini cukup masuk akal. Sebab, ia dulu pernah jadi asisten Joachim Low saat menjuarai Piala Dunia 2014.
Awalnya semua berjalan cukup baik. Ia sukses tak terkalahkan di 13 pertandingan pertamanya bersama Jerman. Bahkan juga tak terkalahkan di babak Kualifikasi Piala Dunia 2022. Namun semua berubah drastis di Piala Dunia 2022 itu. Ia gagal lolos di Fase Grup lalu tersingkir, dan hanya sekali menang dan 6 kali kebobolan dalam 3 pertandingan.
Semuanya semakin kacau setelah itu. Jerman hanya sekali menang dalam enam pertandingan setelahnya. Der Panzer jadi tak punya identitas dan tampak kehilangan arah. Akhirnya, setelah kalah lawan Jepang di pertandingan persahabatan, Hansi Flick pun dipecat.
Steve McClaren
Steve McClaren memang bukan pelatih yang bergelimang trofi seperti Hansi Flick di Bayern. Tapi ia adalah pelatih yang sangat dihormati di tanah Inggris. Apalagi setelah membawa tim sekelas Middlesbrough sampai ke final Europa League tahun 2006.
Prestasi itulah yang membuatnya ditawari pekerjaan di tim nasional Inggris. Tapi sayangnya itu malah menjadi bencana. Diawali dengan keputusannya yang tak memanggil David Beckham yang dicintai publik three lions.
Di bawah kepemimpinannya, Inggris juga tampil sangat membosankan. Puncaknya di laga lawan Kroasia pada babak kualifikasi Euro 2008, Inggris kalah 3-2 lawan Kroasia. Tim tiga singa pun secara memalukan gagal lolos ke Euro 2008. Steve McClaren langsung dipecat setelah hanya bertahan 18 bulan sebagai pelatih timnas Inggris.
Setelah itu, ia kembali melatih klub. Di tahun 2008, ia diangkat jadi pelatih FC Twente. Hebatnya dia bisa membawa Twente juara Eredivisie musim 2009/10. Di tahun 2022 ia mendapatkan pekerjaan sebagai asisten pelatih Erik Ten Hag di Manchester United.
Fabio Capello
Kepemimpinan Steve McClaren di Inggris digantikan oleh Fabio Capello di tahun 2008. Capello punya reputasi yang lebih mentereng di klub dibandingkan McClaren. Capello adalah pelatih yang dihormati dengan pengalamannya melatih AC Milan, AS Roma, Juventus, dan Real Madrid.
Ia meraih 4 kali scudetto dalam 5 musimnya bersama AC Milan. Juga membawa AS Roma juara Serie A untuk pertama kalinya dalam 18 tahun di tahun 2001. Ia juga punya dua gelar La Liga bersama Madrid.
Happy birthday, 1994 #UCL-winning coach with AC Milan Fabio Capello! pic.twitter.com/I77dlJylVD
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) June 18, 2016
Dengan segudang pengalaman itu, harapan Inggris pun besar. Awalnya semua orang masih optimis saat ia menyelesaikan tugas lolos ke Piala Dunia 2010 dengan mudah. Capello juga membawa Inggris lolos fase grup. Sayangnya mereka dibantai Jerman 4-1 di babak 16 besar.
Di tahun 2012, Capello mengundurkan diri setelah berselisih dengan FA Inggris. Setelah itu ia jadi pelatih timnas Rusia. Namun, Ia juga gagal membawa Rusia lolos ke fase gugur Piala Dunia 2014. Dan setelah tak meyakinkan di kualifikasi Euro 2016, ia pun dipecat sebagai pelatih timnas Rusia.
Kevin Keegan
Sebenarnya masih banyak manajer timnas Inggris yang bisa masuk di daftar ini. Tapi daripada kebanyakan, kami sertakan tiga saja. Dan Kevin Keegan jadi manajer Inggris terakhir di daftar ini.
Keegan adalah pelatih legendaris Newcastle. Ia membawa the magpies menjuarai Championship division dan promosi ke Premier League di musim 1992/93. Keegan juga membawa Newcastle finis sebagai runner up, dibawah Manchester United di dua musim Premier League berturut turut. Yaitu musim 1995/96 dan 1996/97.
Ia kemudian dipanggil untuk melatih timnas di tahun 1999. Awalnya Inggris mampu bermain meyakinkan. Tapi di Euro 2000, Keegan membawa Inggris gagal lolos Grup setelah kalah lawan Rumania dan Portugal. Tak tahan dengan kritikan media, Ia langsung mengundurkan diri. Keegan kemudian melatih Manchester City dan membawa City promosi ke Premier League di musim 2001/02.
Leonid Slutsky
Leonid Slutsky adalah pelatih yang sangat dihormati saat melatih CSKA Moscow. Di bawah kepemimpinannya, Moscow menjuarai tiga Liga Premier Rusia. Juga dua Russian Cup dan dua Russian Super Cup.
Tapi kesuksesannya tersebut tidak tercerminkan saat melatih tim nasional Rusia. Diangkat di tahun 2015, misi Slutsky adalah Euro 2016. Meskipun rusia bisa lolos kualifikasi, tapi mereka tidak bisa berbicara banyak di putaran final.
Mereka bisa menahan imbang Inggris tapi kalah lawan Slovakia dan Wales. Rusia pun tak bisa lolos fase grup. Finis di posisi terbawah membuat Slutsky langsung dipecat.
Javier Clemente
Clemente memulai karirnya sebagai pelatih saat usianya belum genap 30 tahun. Ia bisa membawa Athletic Bilbao mengalahkan Real Madrid jadi juara La Liga dua tahun berturut-turut. Yaitu tahun 1982/83 dan 1983/84. Juga membawa Bilbao juara Copa Del Rey di tahun 1983/84 dan Spanish Super Cup tahun 1984/85.
Clemente kemudian pindah ke RCD Espanyol. Dimana ia membawa Espanyol sampai ke final UEFA Cup di tahun 1988. Atas rentetan prestasinya itu, ia ditarik ke timnas Spanyol di tahun 1992.
Tapi ia hanya bisa membawa Spanyol ke perempat final Piala Dunia 1994 dan Euro 1996. Kekalahan lawan Nigeria di Piala Dunia 1998 bahkan membuat Spanyol tak lolos fase grup. Ia kemudian dipecat setelah kalah 3-2 dari Siprus di kualifikasi Euro 2000.
Giovanni Trapattoni
Giovanni Trapattoni adalah salah satu manajer paling sukses di level klub. Ia sukses di tim-tim besar Italia dan Eropa. Ia sukses bersama Juventus, AC Milan, Inter Milan, Bayern Munchen, dan lainnya.
Many happy returns to Juventus legend, Giovanni Trapattoni. Happy birthday, Trap! pic.twitter.com/NBMvdRZ0ET
— JuventusFC 🇬🇧🇺🇸 (@juventusfcen) March 17, 2016
Tapi nasibnya sangat berbeda di timnas Italia dari tahun 2000-2004. Ia tidak bisa memberikan dampak banyak meski saat itu Italia dipenuhi talenta emas. Pada Piala Dunia 2002, Gli Azzurri hanya bisa meraih satu kemenangan dari tiga pertandingan. Mereka pun tersingkir setelah kalah melawan tuan rumah Korea Selatan.
Di Euro 2004, Italia memang tidak terkalahkan di fase grup. Tapi mereka gagal lolos setelah kalah selisih gol dari Swedia dan Denmark. Italy pun tersingkir dan Trapattoni didepak. Hanya dua tahun setelahnya, Italia jadi juara Piala Dunia 2006.
Sumber referensi: Sportskeeda, Bundesliga, Independent, BBC, B/R, Atheltic