5 Fakta Copa America 2021 yang Wajib Kamu Ketahui!

spot_img

Tahun 2021 menjadi tahun yang spesial bagi insan sepak bola dunia. Tahun ini, tak hanya publik Eropa yang tengah berpesta dengan ajang Euro 2020. Di belahan benua lainnya, tepatnya di Amerika Selatan, mereka juga tengah berpesta di ajang Copa America 2021.

Namun, tak seperti Piala Eropa yang sejauh ini berjalan meriah, Copa America tahun ini berjalan dengan penuh kontroversi, baik sebelum penyelenggaraannya dimulai, maupun saat Copa America telah digulirkan.

Seperti Euro 2020, ajang Copa America 2021 juga mengalami penundaan jadwal. Akan tetapi, tak hanya itu saja yang jadi fakta kontroversial dibalik Copa America. Berikut ini starting eleven ulas 5 fakta Copa America 2021 yang wajib kamu ketahui.

 

1. Brasil Mendadak Jadi Tuan Rumah Copa America 2021

Ajang Copa America adalah turnamen terbesar yang diikuti negara dari wilayah federasi Conmebol atau Amerika Selatan. Copa America juga merupakan kompetisi sepak bola internasional tertua yang masih berjalan.

Copa America 2021 adalah turnamen edisi ke-47 sejak pertama kali digelar pada 1916. Sempat berjalan 2 tahun sekali dan 4 tahun sekali, Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (Conmebol) berniat menyamakan jadwal Copa America dengan Euro. Oleh karena itu, sama seperti Euro 2020, Copa America tahun ini juga sedianya digelar di tahun 2020.

Sebelumnya, Conmebol telah menetapkan Argentina dan Kolombia sebagai tuan rumah Copa America yang akan digelar pada 12 Juni hingga 12 Juli 2020. Namun, karena pandemi Covid-19 di Amerika Selatan, pada 17 Maret 2020, Conmebol mengumumkan bahwa turnamen tersebut ditunda selama satu tahun ke tanggal 13 Juni hingga 10 Juli 2021.

Kekacauan terjadi kala Kolombia dicoret sebagai tuan rumah pada 20 Mei 2021 karena kondisi negara tersebut yang tidak kondusif pasca terjadi gelombang protes besar-besaran terhadap presiden Ivan Duque Marquez. Selang 10 hari kemudian, Argentina mundur sebagai tuan rumah Copa America 2021 setelah terjadi krisis Covid-19 di negara tersebut.

Lalu, pada 30 Mei 2021, Conmebol membuat keputusan kontroversial dengan menunjuk Brasil sebagai tuan rumah Copa America 2021. Dalam keterangan presiden Conmebol, Brasil dipilih karena telah berpengalaman menjadi tuan rumah berbagai event olahraga tingkat atas.

“Pemerintah Brasil menunjukkan kelincahan dan kapasitas pengambilan keputusan pada momen fundamental untuk sepak bola Amerika Selatan. Brasil mengalami momen stabilitas, telah membuktikan infrastruktur dan akumulasi pengalaman dan baru-baru ini untuk mengatur kompetisi sebesar ini,” kata kata presiden Conmebol Alejandro Dominguez.

 

2. Copa America 2021 Sempat Terancam Diboikot

Penunjukan mendadak Brasil menjadi tuan rumah Copa America 2021 berujung protes keras dan ancaman boikot. Bukan tanpa sebab, kondisi Covid-19 di Brasil tak lebih baik dari Argentina yang memilih mundur setelah terjadi lonjakan kasus di negara asal Lionel Messi itu.

Brasil menjadi salah satu negara yang paling terpukul dengan pandemi Covid-19. Jumlah kematian akibat wabah Covid-19 di negara tersebut adalah yang terbanyak kedua di dunia. Kurang lebih setengah juta orang Brasil telah meninggal akibat virus corona. Per 17 Juni kemarin saja, baru 11,4% dari 212 juta orang Brasil yang telah divaksinasi penuh.

Sempat muncul kabar bahwa timnas Brasil sendiri mengecam keputusan tersebut. Neymar dkk. mempertanyakan keputusan federasi sepak bola Brasil yang menyetujui penunjukan tersebut di tengah krisis kesehatan yang terjadi di Negeri Samba. Sebelumnya, bahkan ada rumor bahwa mereka juga berencana memboikot Copa America.

Brasil tak hanya menghadapi lonjakan kasus Covid-19, negara tersebut juga sedang dilanda protes besar. Penduduk Brasil memprotes kebijakan ekonomi Presiden Jair Bolsonaro di tengah pandemi yang dinilai mencecik. Ia juga dianggap gagal menangani pandemi di negara tersebut.

Dokter dan tenaga medis di sana sudah terang-terangan menyuarakan kemarahannya terhadap Presiden Jair Bolsonaro yang nekat menggelar Copa America di Brasil. Bahkan beberapa petinggi negara yang dekat dengan sang presiden juga tak setuju dengan keputusan Brasil menjadi tuan rumah Copa America 2021.

Beberapa gubernur di negara bagian juga terang-terangan menolak jadi tuan rumah. Sebagian besar fans juga memprotes keputusan menjadikan Brasil sebagai tuan rumah Copa America. Skeptisme tengah terjadi di antara para fans di Brasil.

“Ini akan menjadi Copa America terburuk yang pernah ada, ketika para pemain tidak benar-benar ingin bermain dan tidak akan ada penonton. Kami menentang penyelenggaraan Copa America, tetapi kami tidak akan pernah mengatakan tidak kepada tim nasional Brasil,” kata penggemar sepak bola Ronaldo de Souza kepada DW.

 

3. Copa America 2021 Digelar Tanpa Penonton

Meski menuai kecaman dari berbagai arah, nyatanya Copa America 2021 tetap bergulir di Brasil. 5 stadion di 4 kota besar di Brasil juga telah ditunjuk sebagai tuan rumah. Ada Estadio do Maracana dan Estadio Nilton Santos di kota Rio de Janeiro. Ada Estadio Nacional Mane Garrincha di kota Brasilia. Arena Pantanal di kota Cuiaba, dan Estadio Olimpico di kota Goiania.

Sayangnya, seluruh pertandingan big match Copa America 2021 di stadion megah itu tak dapat dihadiri penonton. Otoritas lokal Brasil belum menyetujui kehadiran penonton di stadion. Conmebol akhirnya memutuskan seluruh pertandingan Copa America edisi tahun ini digelar secara tertutup. Tidak adanya kehadiran penonton di stadion tentu mengurangi kemeriahan ajang terbesar di Amerika Latin ini.

Tak hanya itu, demi mencegah penularan virus corona, setiap tim peserta harus dan wajib menjalani vaksinasi sebelum berlaga di Copa America. Jumlah anggota delegasi yang boleh dibawa tiap negara juga dibatasi. Tiap tim juga diterapkan protokol kesehatan yang begitu ketat.

 

4. Jumlah Tim Peserta dan Format yang Aneh

Seperti yang sudah-sudah, Copa America 2021 tadinya juga akan diikuti oleh 12 tim peserta yang terdiri dari 10 negara dari Amerika Selatan dan 2 negara tamu. Tahun ini, 2 tim tamu yang diundang tersebut adalah Australia dan Qatar. Namun, pandemi Covid-19 mengacaukan jadwal kedua negara tersebut.

Australia dan Qatar sama-sama menarik diri dari keikutsertaannya di Copa America setelah jadwal mereka berbenturan dengan kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Akhirnya, Copa America 2021 hanya diikuti 10 tim peserta yang seluruhnya berasal dari Amerika Selatan.

10 tim ini dibagi dalam 2 grup dimana pembagiannya berdasarkan letak geografis masing-masing negara. Grup A yang merupakan zona selatan diisi oleh Argentina, Bolivia, Chile, Uruguay dan Paraguay. Sementara Grup B yang merupakan zona utara diisi oleh Brasil, Kolombia, Ekuador, Peru, dan Venezuela.

Format tersebut sangat aneh. Sebab, nantinya empat tim dari masing-masing grup akan melaju ke babak gugur. Artinya, 8 tim akan berduel di babak 8 besar dan babak grup hanya akan mengeliminasi masing-masing juru kunci.

Format tersebut banyak menuai protes dan dinilai mubazir. Banyak pula yang mempertanyakan Conmebol yang tetap memaksakan 10 tim peserta Copa America dibagi dalam 2 grup alih-alih menyatukannya dalam 1 grup.

Terlepas dari format babak grup yang aneh, nantinya, di babak 8 besar, masing-masing juara grup akan bertemu dengan peringkat 4 dari grup lain. Begitu pula dengan masing-masing runner-up grup yang akan bertemu dengan tim peringkat 3 dari grup lain. Format babak gugur ini sangat memungkinkan tim favorit juara seperti Barsil, Argentina, Chile, dan Kolombia akan berjumpa di babak final.

 

5. Jumlah Pemain yang Boleh Dibawa

Tidak seperti edisi sebelumnya, Copa America 2021 mengizinkan setiap tim peserta membawa maksimal sebanyak 28 pemain. Hal itu dilakukan sebagai antisipasi bila ada pemain yang terinfeksi virus.

Meski sudah diantisipasi, kekhawatiran akan adanya lonjakan kasus Covid-19 akibat Copa America terbukti terjadi. Jumlah pasien infeksi virus corona klaster Copa America 2021 terus bertambah dan per 16 Juni sudah mencapai 52 orang, yang terdiri dari 19 staff panitia dan 33 pemain.

Munculnya klaster di Copa America tentu menuai kecaman, salah satunya datang dari striker timnas Bolivia, Marcelo Martins yang positif terinfeksi virus corona di sana. Tak tanggung-tanggung, ia menyalahkan Federasi Sepak bola Amerika Selatan dan menuduh mereka hanya mementingkan uang.

“Terima kasih kepada Conmebol atas hal ini. Ini sepenuhnya kesalahan kalian. Jika seseorang meninggal, apa yang akan kalian lakukan? Yang terpenting bagi kalian hanya uang. Jiwa para pemain tidak ada nilainya,” tulis Martins di akun media sosial Instagramnya.

Meski euforianya kalah ketimbang Euro 2020, Copa America 2021 tetaplah turnamen paling bergengsi di wilayah Amerika Selatan. Selain itu, Copa Amerika tahun ini tetap memiliki gengsinya sendiri. Apalagi bagi Lionel Messi yang sangat berhasrat untuk meraih trofi pertamanya bersama La Albiseleste.

Dengan segala fakta kontroversial di atas, dan kesan Copa America 2021 yang dipaksakan digelar di tengah kriris kesehatan di Brasil, masihkah ajang terbesar Amerika Selatan itu menarik untuk diikuti?


***
Sumber Referensi: Goal, DW, CNN, Firstpost, Indianexpress

Gabung sekarang juga, Member Kami Batasi!

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ORIGINAL MERCHANDISE STARTING ELEVEN

Obral!
Obral!

Glory Glory Manchester United

Rp109,000Rp125,000
Obral!
Obral!

Cristiano Ronaldo Siuuuu...

Rp109,000Rp120,000

Artikel Terbaru